Archive for Februari 6, 2008

Quality Control

Quality merupakan wacana yang kian mengemuka saat ini; orang rela antri berjam-jam ataupun loyal terhadap suatu produk walaupun penjualannya hanya dalam quantitas yang kecil. Berangkat dari pola pikir masyarakat seperti inilah yang menjadikan dunia usaha rela mengalokasikan dana untuk menghasilkan produk yang berkualitas.Konsep gugus mutu sudah diaplikasikan, dimana QC sebagai pengendali mutu (legislatif), QA sebagai pengawas mutu (yudikatif), Produksi dan departemen terkait sebagai pelaksana mutu (eksekutif). Quality Control diibaratkan sebagai lembaga legislasi konsumen, yang mengawal/mengendalikan proses produksi agar sesuai dengan standard mutu yaitu standard yang telah menyerap aspirasi produktif konsumen tanpa mengabaikan sisi profit perusahaan. Pengendalian mutu yang optimal disetiap tahapan produksi akan menghasilkan produk kompetitif yang berorientasi pasar dan disinilah peran dari supervisor quality control.

Leave a comment »

Broiler Feed

Ransum yang berkualitas dengan kandungan nutrisi yang lengkap perlu diberikan pada ayam broiler untuk mengimbangi pertumbuhannya yang cepat. Ransum adalah campuran beberapa bahan pakan yang memenuhi persyaratan dan disusun dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi unggas (Rasyaf,1987). Ditambahkan pula oleh Anggorodi (1985) ransum dibuat untuk memenuhi kebutuhan ternak selama 24 jam. Bahan pakan yang digunakan untuk menyusun ransum ternak unggas adalah bahan pakan yang mengandung nutrisi yang dapat memenuhi gizi ternak unggas yang mengkonsumsinya (Wahju, 1997).

Kebutuhan nutrisi ayam broiler meliputi sejumlah unsur nutrisi yang meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air (Rasyaf, 1987). Kebutuhan energi broiler periode starter 2800-3300 kkal dengan protein 21-24 % sedangkan pada periode finisher 2900-3400 dan protein 18,1-21,1% (Anggorodi, 1994).
Energi yang terdapat dalam pakan tidak seluruhnya dimanfaatkan oleh ternak, sebagian energi akan hilang dalam bentuk ekskreta dan panas. (Anggorodi, 1985). Dijelaskan pula bahwa energi metabolis digunakan untuk proses fisiologis seperti bernafas, sirkulasi darah, absorbsi zat-zat pakan, aktivitas reproduksi, produksi, dan mengatur suhu tubuh (Nesheim et al., 1979 dan Anggorodi, 1985).

Protein dalam ransum unggas berfungsi sebagai sumber asam-asam amino yang penting bagi tubuh (Wahju, 1997). Kebutuhan protein ransum disamping tercukupi kuantitasnya juga harus terpenuhi kualitasnya (Wahju, 1987). Kualitas protein ransum tergantung dari keseimbangan asam-asam amino essensial yang dikandungnya (Anggorodi, 1985).

Serat kasar adalah karbohidrat yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin, yang hampir seluruhnya tidak dapat dicerna oleh unggas dan hanya bersifat pengisi perut atau “bulk” (Wahju, 1978). Tillman et. al (1998) serat kasar dalam ransum diperkenankan hingga taraf 5%.

Kebutuhan kalsium untuk ayam broiler adalah 0,8-0,9%, sedangkan phospor tersedia sebanyak 0,35-0,40% (NRC, 1994). Imbangan Ca dan P penting dalam ransum unggas karena Ca dan P merupakan mineral essensial yang saling berhubungan dalam proses biologi ternak unggas (Siregar et al., 1981). Dijelaskan oleh Tillman et al. (1998) imbangan optimum Ca dan P dalam ransum unggas berkisar 1:1 sampai 2:1

Nutrisi ini digunakan untuk memelihara dan membangun jaringan tubuh ternak agar tetap normal, untuk pertumbuhan dan berproduksi (Scott et al., 1982). Wahju (1997) menambahkan bahwa metabolisme zat pakan akan menghasilkan energi yang digunakan untuk hidup pokok, produksi dan mempertahankan suhu tubuh. Dijelaskan lebih lanjut bahwa kebutuhan pakan pada ayam tergantung strain, umur, besar ayam, aktivitas, temperatur lingkungan, kecepatan tumbuh, kesehatan ternak dan imbangan zat pakan.

Leave a comment »

Kencur VS Kolesterol

Kencur adalah tumbuhan herba perennial dengan kumpulan daun berbentuk rosset dekat permukaan tanah, batang semu dan pangkalnya berbentuk rimpang (Sudarsono et al.,1996). Kandungan akar tinggalnya adalah minyak atsiri (Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, 1981; Dharma, 1987). Tata nama tumbuhan menempatkan kencur dalam klasifikasi berikut ini
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Species : Kaempferia galanga L
Komponen utama dari kencur adalah etilester p-methoxycinnamic acid sebanyak 3% (Chairul et al., 1994) yang salah satu fungsinya adalah sebagai antioksidan (Windono et al., 1994).Rimpang kencur mengandung minyak atsiri yang tersusun dari monoterpenoid, sesquiterpenoid, borneol, camphene, p-methoxy sterene(Sudarsono et al., 1996). Menurut Harris (1990) minyak atsiri adalah aneka minyak tumbuhan yang sangat mengandung aroma dan mudah menguap. Dijelaskan lebih lanjut, unsur tersebut bersatu dengan glukosa di chloroplast menciptakan glukosida yang disalurkan keseluruh tubuh tumbuhan. Di tempat itu, khususnya bunga, tumbuhan menghasilkan zat penawar (enzim) yang menyerbu glukosida itu sehingga tercipta minyak atsiri.
Rimpang kencur bersifat analgeticum yakni bisa meredakan rasa sakit pada gigi, sakit kepala maupun rematik, merangsang keluarnya angin perut (carminativum), penghangat badan serta stimulansia (Sudarsono et al.,1996). Penelitian yang dilakukan oleh Kusmaningati (1994) melaporkan bahwa kandungan rimpang kencur yang telah diketahui adalah kaempferol (suatu flavanoid), kaempferid (kaempferol-4-metil eter) yang berfungsi sebagai antibakteri dan antioksidan, eukaliptol, borneol yang berfungsi sebagai antibakteri dan pembawa aroma, etilester p methoxycinnamid acid, sinamil aldehid dan n pentadekana.
Menurut Pratt dan Hudson (1990), yang disitasi oleh Trilaksani (2003) senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organic polifungsional. Pemberian ekstrak alkohol rimpang kencur dengan dosis 2, 4, 8 g/kg BB dapat menurunkan kadar kolesterol darah, besarnya penurunan kadar kolesterol sesuai dengan peningkatan dosis pemberian (Muhtadi, et al.,1994).

Leave a comment »

Kolesterol

Kolesterol merupakan produk khas metabolisme lemak hewan, dan oleh karenanya terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan seperti daging, otak dan kuning telur (Ganong.,1990). Kolesterol dalam tubuh berasal dari dua sumber, yaitu dari makanan (kolesterol eksogen) dan sintesis di dalam tubuh (kolesterol endogen) (Muchtadi et al.,1993).
Kolesterol disintesis oleh sel-sel tubuh sebagian besar dalam hati (Ganong, 1990). Ditambahkan oleh Harper et al, (1979) organ lain yang ikut mensintesis kolesterol adalah usus halus, korteks adrenal, kulit dan aorta. Biosintesis kolesteol di dalam tubuh berasal dari Asetil Ko-A yang diubah menjadi asam mevalonat dan kemudian diubah lagi menjadi squalene baru berakhir menjadi kolesterol. Kolesterol dalam darah diangkut oleh low density lipoprotein (LDL) yang mengadung 20 % protein (David, 1981).
Kolesterol total dalam darah ayam yang ideal adalah 170 – 200 mg/dl (Baraas, 1994). Kolesterol darah dipengaruhi oleh lemak pakan, karbohidrat pakan khususnya sukrosa dan fruktosa serta obat-obatan (Harper et al.,1979). Carlson et al. (1978) menyatakan bahwa perubahan kolesterol serum darah dipengaruhi oleh biosintesis kolesterol, sintesis asam empedu, eksresi steroid netral dan asam, serta variasi kolesterol jaringan tubuh.

Leave a comment »