Archive for September, 2008
Rumput Gajah
Hijauan adalah bahan pakan utama ternak ruminansia dan dapat diberikan secara tunggal bila kualitasnya tinggi. Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tanaman parennial yang dapat tumbuh sampai tinggi 180 – 300 cm. Rumput gajah tumbuh baik di daerah pegunungan dengan curah hujan 2500 mm/th. Pemotongan dapat dilakukan pada umur 30 – 50 hari dengan produksi sekitar 150 – 200 ton/ha (McIlroy, 1976). Menurut Hartadi et al. (1993), kandungan nutrisi rumput gajah berdasar 100 % Bahan Kering (BK) yaitu Protein Kasar (PK) 10,1%; Lemak Kasar (LK) 2,5%; Serat Kasar (SK) 31,2%; Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 46,1%; TDN 59% dan abu 10,1%.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, S. Lebdosoekojo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Pakan Ruminansia (Domba)
Pakan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan. Kekurangan pakan akan memperlambat pertumbuhan dan bila kekurangan pakan sangat parah akan menyebabkan ternak kehilangan bobot badan (Tillman et al., 1991). Peningkatan konsumsi pakan akan mampu meningkatkan daya cerna pakan sehingga jumlah zat-zat gizi yang digunakan untuk produksi akan meningkat (Siregar, 1994).
Pengukuran konsumsi pakan pada ternak biasanya berdasarkan bahan kering (Tillman et al., 1991). Konsumsi bahan kering pada ternak dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu faktor pakan yang meliputi palatabilitas dan daya cerna, faktor ternak yang meliputi bangsa, jenis kelamin, umur dan kondisi kesehatan (Lubis, 1992). Konsumsi bahan kering memegang peranan penting karena dalam bahan kering tersebut ternak memperoleh energi, protein, vitamin dan mineral (Tillman et al., 1991). Baca entri selengkapnya »
Onggok
Onggok atau cassava merupakan sisa pembuatan tepung tapioka (Lubis,1992). Onggok merupakan sumber karbohidrat yang mudah terfermentasi (Montong et al., 1981). Zat pati yang terdapat dalam onggok menjadi sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikrobia rumen. Hasil degradasi zat pati tersebut dipakai untuk sumber energi bagi perkembangan mikrobia rumen (Anggorodi, 1994). Menurut Sutardi (1981), kandungan nutrisi onggok berdasarkan 100% BK yaitu PK 1,87%; LK 0,33%; SK 8,90%; BETN 86,5%; Abu 2,4% dan TDN 78,3%.
PUSTAKA :
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. Cetakan ke-2. PT. Pembangunan, Jakarta.
Montong, M., J. Talumewo, P. Sitorus dan Abdurrays. 1981. Pengaruh litter dan onggok pada sapi perah dara. Bull. BPT Bogor. (29): 1-13.
Sutardi,T. 1978. Ikhtisar Ruminologi. Departemen Ilmu dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor (Tidak diterbitkan)




