Archive for September, 2008

Dedak Padi

 

Dedak padi merupakan sisa penumbukan atau penggilingan padi. Kualitas dedak padi dipengaruhi oleh banyaknya kulit gabah yang tercampur di dalamnya yang mengandung serat kasar antara 11-19 % (Parakkasi, 1986).  Dedak padi mengandung protein 9,5-13,5%, kaya akan thiamin dan niasin (Anggorodi, 1994). Menurut Hartadi et al. (1993), kandungan nutrisi dedak padi berdasar 100% BK yaitu PK 13,8%; TDN 81%; LK 14,1%; SK 11,6%; BETN 48,8% dan abu 11,7%. Berdasarkan penelitian dari Direktorat Bina Produksi Departemen Pertanian dan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (1986), dedak padi dapat diberikan pada ternak ruminansia hingga taraf 60% dari pakan konsentrat.

 

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Parakkasi, A. 1986. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Vol IB. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Leave a comment »

ANTIBIOTIK DAN PENYERAPAN CA & P

Efisiensi produksi peternakan menjadi tujuan utama bagi semua peternak. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, satu diantaranya adalah pola penggunaan “feed additive”. Antibiotik sebagai “feed additive” disamping digunakan untuk pemacu pertumbuhan juga digunakan untuk pencegahan penyakit. Antibiotik dari kelompok tetracycline, dapat berfungsi ganda yaitu sebagai pemacu pertumbuhan dan pencegahan penyakit, banyak digunakan pada ayam.

Penggunaan antibiotik terus-menerus dan bahkan berlebihan dapat membahayakan karena menyebabkan mikroorganisme resisten terhadap antibiotik tertentu. Apabila dilihat dari segi pemanfaatan nutrisi, penggunaan antibiotik khususnya tetracycline pada unggas dapat menghambat absorpsi kalsium, dengan tingkatan yang bervariasi. Disisi lain, mineral kalsium mutlak diperlukan tubuh untuk pembentukan jaringan diantaranya tulang dan cangkang telur. Pertumbuhan tulang merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan pertumbuhan secara keseluruhan karena panjang tulang dipengaruhi oleh ketersediaan kalsium darah. Semakin panjang tulang mencerminkan deposisi kalsium-phosphor sehingga mempunyai ketersediaan untuk produksi telur selanjutnya. Panjang tulang tibia merupakan tolok ukur yang paling nyata pada pertumbuhan tulang unggas. Selain itu, kalsium bersama dengan phosphor berperan dalam proses fisiologis dan resorpsi mineral tersebut. Beberapa bahan pakan sumber kalsium diantaranya tepung kulit kerang, cangkang telur dan CaCO3 memiliki kandungan dan tingkat absorpsi kalsium yang berbeda. Hambatan atau rendahnya absorpsi kalsium dapat mengakibatkan rendahnya ketersediaan kalsium dalam tubuh yang akhirnya menurunkan pemanfaatan kalsium dan phosphor, yang tercermin pada rendahnya deposisi kalsium dan phosphor dalam tulang maupun produksi telur. Baca entri selengkapnya »

Leave a comment »

Burung Puyuh dan Produktivitasnya

Puyuh

Puyuh

Burung puyuh yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jenis Coturnix coturnix japonica yang berasal dari Jepang sehingga sering disebut dengan Japanese Quail (Rasyaf, 2002b). Burung puyuh termasuk dalam class Aves, ordo Galliformes, famili Phasianide, genus Coturnix dan species Coturnix coturnix (Nugroho dan Mayun, 1990). Jenis kelamin burung puyuh dapat dibedakan berdasar warna bulu setelah berumur 3 minggu (Ensminger, 1992).  Puyuh jantan mempunyai bulu berwarna coklat muda pada bagian atas leher dan dada, sedangkan betina memiliki warna coklat lebih terang pada leher dan dada bagian atas (Listyowati dan Roospitasari, 2000). Bobot badan burung puyuh betina dewasa berkisar 120 – 160 g dan burung puyuh jantan berkisar 100 – 140 g. Dewasa kelamin dicapai pada umur 5 – 6 minggu dan dewasa tubuh dicapai pada umur 50 hari (Nugroho dan Mayun, 1990).

Baca entri selengkapnya »

Comments (4) »