Banyak orang menyatakan masa indah itu masa SMA (Sekolah Menengah Atas; kini SMU). Masa pencarian jati diri yang penuh dengan bunga-bunga asmara. Setengah cinta monyet dengan bumbu komitmen. Akan sgera bertengkar saat perselisihan kecil muncul. Masa peralihan kedewasaan dalam pencarian.
Tidak salah dan belum tentu benar juga opini tersebut…….!!!
Masa indah menurutku adalah masa kuliah. Jauh dari orang tua dan sendiri ditempat yang tidak biasa ditinggali. Kematangan, tingkat daya hidup dan kemandirian dituntut tentunya tak hanya itu saja; masih banyak bumbunya. Tugas yang menumpuk dan beban yang dihadapi menjadikan para mahasiswa merasa untuk saling membantu dan membutuhkan.
Simbiosa mutualisme, komensalisme bahkan parasitisme sesaat ada disana. Tapi itulah kenyataannya. Cinta lokasi yang berawal dari praktikum ataupun tugas bertaburan dalam dunia kampus. Asmara sesaat hingga membuahkan cinta suci dalam keluarga.
Kerudung ini pertama kali kuliat disana disalah satu pusat pendidikan negeri Jawa tengah. Pertama kecanggungan ungkapkan rasa yang berbuah kepasrahan pada sang waktu. Menyerahkan apa yang terjadi terjadilah……..
Banyak kerudung putih yang terlihat tapi hati hanya mampu menampung beberapanya.
Siapa sih yang berani ungkapkan rasa..tiba-tiba? Non sense…..
Yups pembelaan hati atas ”kerdil” nyali….tak berani ungkap isi
Lama kerudung ini terlupa tertutup kerudung lain…(ternyata bukan dia untuk di”sini”)
Kau kukenang karena kepolosan (walau sebenarnya tidak polos2 amat) tapi itulah pandangan awalnya. Apa adanya dalam bertutur kata serta berani untuk mengambil sikap dan berpendapat…..Komunikasi terlupa akhirnya, terus mencari walau hadapi jalan buntu.
Hati terikat pada yang lain tapi masih ada kerudungmu……
Kini telah kutemukan kembali kerudung itu
Kerudung tertinggal dalam hati
(Parlan Rahardjo mencoba mengingatmu kala itu)