Archive for Maret 9, 2015

Belajar Dari Tiga Negeri Pengekspor Domba

(Satu Lagi Materi Silatnas Peternak Kambing Indonesia yang tak jemu jemu juga dibaca)

(Materi ini disampaikan Bp Muhaimin Iqbal/Jonggol Farm)

Aspekpin.asosiasi peternak kambing perah indonesia

Aspekpin.asosiasi peternak kambing perah indonesia

Bila Anda tahun lalu pergi haji dan membayar dam berupa penyembelihan domba, besar kemungkinan domba yang Anda sembelih tersebut berasal dari salah satu dari tiga negeri Afrika yaitu Sudan, Somalia atau Djibouti. Ketiganya adalah negeri-negeri di selatan Sahara (Sub-Saharan Afrika) yang terkenal  sebagai daerah-daerah paling kering dan miskin di dunia. Bahwasanya mereka bisa ekspor domba
dalam jumlah besar , inilah yang seharusnya menjadi pelajaran bagi kita.
Di musim haji tahun lalu, Saudia Arabia membutuhkan sekitar 3.2 juta domba. Sebagian adalah untuk qurban penduduknya sendiri, sebagiannya lagi adalah untuk para jama’ah haji baik yang membayar dam maupun yang ber-qurban. Dari jumlah domba ini sekitar ¾-nya berasal dari tiga negara tersebut di   atas.
Dari tiga negara tersebut, hanya Sudan yang relatif punya tanah subur karena negerinya dilalui oleh Sungai Nil. Meskipun demikian penduduk Sudan yang sekitar 38 juta, juga rata-rata tergolong miskin dengan tingkat pendapatan perkapita rata-rata sekitar US$ 2,400 (bandingankan dengan Indonesia yang tahun 2013 lalu sekitar US$ 5,000).
Somalia yang sering sekali kita dengar kasus-kasus kelaparannya, penduduk mereka yang berjumlah sekitar 10 juta orang memiliki tingkat pendapatan per kapita rata-rata hanya US$ 600 atau 1/8 dari kita ! Sedangkan Djibouti yang penduduknya hanya separuh kota Depok (800,000 orang), pendapatannya agak lumayan tetapi juga hanya di angka US$ 2,700.
Pertanyaannya adalah bagaimana negeri-negeri yang sangat kering tersebut mampu men-supply kebutuhan domba para Jama’ah haji kita, sedangkan kita negeri yang hijau royo-royo malah harus membeli dari mereka ? Jawabannya adalah di negeri-negeri seperti Sudan, Somalia dan Djibouti menggembala masih merupakan pekerjaan bagi penduduk-penduduk mereka. Ketika mereka masih menggembala – bahkan di tanah yang sangat kering seperti foto di bawah sekalipun – maka mereka masih bisa memperoleh daging yang cukup untuk konsumsinya (yang rata-rata dua kali dari konsumsi daging kita !) dan bahkan masih bisa mengekspor ke negeri kaya seperti Saudi Arabia – kemudian untuk orang-orang kaya kita yang lagi pergi berhaji !
Sebaliknya di negeri kita ini, lahan-lahan yang subur masih melimpah. Bahkan rumput-rumput tebal di bawah tanaman-tanaman perkebunan seperti foto di bawah adalah sangat common. Tetapi kita tidak atau belum mensyukurinya dengan memanfaatkannya untuk gembalaan ternak-ternak kita. Penduduk kita masih lebih suka memadati kota-kota besar dengan berebut pekerjaan di industri ketimbang mengoptimalkan lahan-lahan subur yang ada. Lebih dari itu juga belum adanya arahan dari pihak-pihak terkait untuk pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Dari kalangan usaha juga belum nampak adanya uluran tangan untuk bersyirkah dengan masyarakat setempat dalam hal pemanfaatan lahan-lahan mereka sebagai lahan gembalaan. Padahal kalau hal ini  dilakukan, perkebunan-perkebunan akan semakin subur bahkan tanpa perlu pemupukan. Domba yang digembalakan di lahan-lahan mereka akan menjadi sumber pupuk organik terbaik, yaitu dari kotorannya yang ditebar otomatis bersamaan dengan domba-domba ini merumput !
Kebutuhan domba negeri-negeri muslim yang berjumlah 1.5 milyar orang di dunia akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan peningkatan kesadarannya untuk melaksanakan syariat. Muslim membutuhkan domba bukan hanya ketika membayar dam, tetapi juga ketika berqurban dan aqiqah disamping untuk kebutuhan daging seharihari. Kebutuhan muslim yang meningkat ini tidak bisa dipenuhi oleh negeri non-muslim. Mereka tidak memahami syariat kita untuk menyembelih misalnya, maka aktivis-aktivis mereka sendiri yang membuat negeri seperti New Zealand dan Australia menghentikan/mengurangi ekspor hewan hidup ke negerinegeri muslim.
Saudara-saudara muslim kita di Singapore misalnya, tahun lalu mereka sudah kesulitan untuk bisa menyembelih hewan qurbannya. Negeri-negeri muslim lainnya termasuk kita, musti banyak-banyak berterima kasih kepada Sudan, Somalia dan Djibouti karena bila mereka tidak mengekspor dombadombanya ke Saudi Arabia – Jama’ah haji kita akan kesulitan membayar dam karena dombanya tidak ada atau menjadi sangat mahal. Maka sudah selayaknya negeri muslim yang dikarunia kekayaan hayati yang melimpah seperti dalam foto tersebut di atas, mensyukurinya antara lain dengan menggembalakan domba-dombanya di lahanlahan yang insyaAllah akan semakin subur tersebut.
Dengan melakukan ini, kita akan menjawab berbagai persoalan sekaligus. Menjawab kebutuhan domba-domba yang dibutuhkan oleh muslim di dunia dalam pelaksanaan syariat membayar dam, berqurban dan aqiqah. Menjawab kebutuhan daging untuk konsumsi – yang kini kita baru mengkonsumsi ¼ dari rata-rata konsumsi daging dunia – dan bahkan lebih rendah dari konsumsi daging negeri kering seperti tiga negeri tersebut di atas. Dan tidak kalah pentingnya adalah juga meningkatkan peluang kerja dan peluang peningkatan pendapatan bagi penduduk sekaligus juga bagi korporasi-korporasi yang memberi peluang pendudukuntuk menggembala di ladang-ladang perkebunannya.
InsyaAllah negeri ini bisa menjadi negeri yang berdaya, bila kita mau banyak-banyak mensyukuri nikmat Allah yang dilimpahkanNya ke negeri ini, bila kita mau belajar dari negeri-negeri lain seperti tiga negeri kering tetapi menjadi pengekspor domba tersebut di atas. InsyaAllah.

Leave a comment »

5 Kesalahan Fatal Memulai Peternakan

(kembali mari belajar bersama)

(Kisah nyata yang ditulis dan disampaikan oleh Imah embe)

ieKhususnya dalam bidang Peternakan Domba dan Kambing masyarakat umum banyak tertarik untuk masuk dalam dunia usaha ini. Terbayang oleh kesuksesan para seniornya yang memiliki kandang yang bagus, luas, kapasitas besar, ternak-ternak yang bagus dan hal menakjubkan lainnya yang terlihat secara kasat mata. Ditambah lagi dengan dukungan Ritual Agama yaitu Aqiqah dan Qurban membuat dunia Peternakan Domba dan Kambing menjadi begitu dilirik oleh para pemodal yang kelak akan menjadi Peternak Pemula. Dibawah ini akan dijelaskan secara sederhana 7 Kesalahan Fatal Peternak Pemula berdasarkan pengalaman, yaitu :

  1. Keterbatasan Informasi

Pada tahapan ini, biasanya para pemula banyak bersilaturahim dengan para Senior Peternakan. Senior yang dikunjungi kebanyakan adalah Mereka yang sudah berhasil secara fisik. Diyakini memang tidak hanya dari satu orang informasi yang dicari oleh para Calon Peternak. Mereka akan mengunjungi beberapa orang yang kiranya dikenal secara umum berhasil dalam Dunia Peternakan Domba dan Kambing.

Sosok orang-orang yang berhasil biasanya akan mudah dicari dengan mendapatkan informasinya dari Internet ataupun mulut ke mulut. Metode ini tidak salah, karena kita harus belajar dan mencari pengalaman dari orang yang sudah berhasil, maka diharapkan dengan cara seperti ini akan ada cukup informasi yang bisa membawa para Calon Peternak untuk menjadi Peternak Berhasil.

Permasalahannya adalah Informasi yang diterima kebanyakan adalah nilai-nilai keberhasilan, karena kegagalan selalu dianggap sebagai traumatic atau malahan aib yang sebenarnya tidak perlu diceritakan. Inilah yang dimaksud dengan keterbatasan informasi. Ada beberapa pengalaman berharga yang secara kenyataan adalah keburukan atau kegagalan dan ini tidak diceritakan dan selalu menjadi bayangan dari sebuah harapan kesuksesan para Calon Peternak.

Maka pertanyaan berikutnya, bagaimana caranya menyiasati keterbatasan informasi yang diterima?. Ada beberapa strategi sederhana yang bisa dilakukan oleh para Calon Peternak Pemula untuk bisa mendapatkan data yang lengkap. Bisa cek ke 5 Langkah Cerdas Menemukan Informasi Bisnis.

  1. Keinginan Tak Terbendung

Stimulus awal berdasarkan informasi positif dari para Senior menjadi sebuah bara yang cukup kuat untuk menyala menjadi api, tak terbendung dan tidak bisa padam. Keyakinan-keyakinan ini mematahkan berbagai kemungkinan haling rintang yang muncul dari efek Self Talk.

Timbulnya berbagai Self Talk pun biasanya selalu Positif, sehingga Pikiran Negatif akan bisa selalu terkalahkan.

  1. One Man Show

Kondisi One Man Show, biasanya terjadi karena adalanya keinginan dari pribadi seseorang untuk menjalankan usaha, contohnya misalkan keinginan membuat Peternakan Domba dan Kambing. Memang pada tahap awal One Man Show banyak terjadi dan dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Kekhawatiran dari One Man Show adalah disaat pengambilan keputusan, maka seseorang akan merasa bahwa keputusannya adalah yang paling benar dan akhirnya sikapnya akan laksana Tuhan yang dianggap paling serba mengetahui segalanya dan paling bisa menyelesaikan masalahnya. Oleh karena itu, segeralah mencari kawan satu visi walau hanya sekedar berdiskusi. Agar keputusan yang dibuat bisa lebih berimbang dan aman.

  1. Permodalan

Tidak menjadi penting berapa besaran modalnya, TETAPI kebersihan dan kejelasan dari sumber mendapatkan dana atau modalnya. Apabila tidak bersih sumbernya, maka PASTI dan bisa DIPASTIKAN hanya tinggal menunggu kehancurannya karena itu memang janji Allah SWT. Salah satu yang mengarahkan pada kehancuran salah satunya adalah tentang sumber keuangan yang mengarahkan pada RIBA, misalkan pinjaman Modal Kerja Bank, Kartu Kredit, apalagi dari Bank Tigor (Baca : Rentenir).

  1. Niat Usaha

Niat menjadi penting dari segala. Saat membuka usaha hanya untuk memiliki uang banyak atau kekayaan, maka semuanya akan didapat tetapi bagaimana caranya atau berapa lama bisa bertahan menjadi factor yang tidak bisa dipastikan.

Saat seseorang berniat memiliki uang banyak dari hasil usahanya, insha allah akan bisa didapatkan kekayaannya, tetapi siap-siap juga akan kehilangan harta atau kekayaan tersebut.

Inilah dia 5 Kesalahan Fatal Memulai Peternakan yang saya lakukan, artinya Gue Banget. Untuk seri lengkapnya bisa didapatkan menyusul yah. Semoga bermanfaat dan menjadi sumber inspirasi. by imah embe…..ane hanye nerusin aje

Leave a comment »