Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, seperti yang telah disampaikan Presiden Jokowi dalam sebuah kunjungan kerja awal bulan Agustus 2017. Kenyataan ini merupakan sebuah potensi kekuatan yang harus dimanajemen dengan baik dan benar demi kemajuan bersama.
Bagi peternak ruminansia (sapi, kambing domba, kerbau) dapat juga mengambil peranan dalam hal ini. Bagaimana ? kok bisa?
Yaa…momen Idul Adha dengan ibadah qurban merupakan salah satu pasar besar lagi menggiurkan untuk melakukan penjualan hasil ternaknya. Sangat logis karena pada saat tersebut permintaan (demand) hewan untuk korban meningkat dibanding pada bulan lainnya.
Sudah banyak bahasan yang disampaikan dan ditulis mengenai bagaimana tata cara memilih hewan qurban yang baik dan benar. Misalnya hewan qurban dipilih dari ternak yang memenuhi syarat hewan qurban, ternak harus sehat, tidak cacat, cukup umur dan gemuk. Akan tetapi relatif belum banyak yang mengulasnya dari sisi penjual/ pelapak hewan qurban.
Pasar yang menjanjikan ini terkadang menjadikan pelaku usaha qurban bertindak nyaris sporadis spekulatif dalam mendirikan lapan dan melakukan jualannnya. Tidak salah andai banyak lapak yang memilih lokasi pinggir jalan yang ramai dan strategis, namun hal itu saat ini masih perlu dioptimalkan.
Mengapa?
Tingkat persaingan yang ada saat ini dalam hal penjualan hewan qurban sudah sangat ketat bahkan dibeberapa daerah sampai ada istilah”perang” harga. Namun hal ini bukanlah solusi yang pas untuk menjalankan usaha. Kreatifitas seni berjualan merupakan salah satu solusinya, bagaimana tampil beda dalam membuka lapak juga bisa menjadi pilihan. Akan tetapi yang pasti perlu dipersiapkan beberapa hal yang memberikan tingkat keyakinan dan kepuasan calon pembeli.
- Hindari lapak berada dijalur hijau, trotoar dan jalan protokol






