AI disini bukan Artificial Intelegence atau kecerdasan buatan oleh mesin dan atau robot yang sedang trending saaat ini. AI yang dimaksud disini adalah Avian Influenza, yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menjangkiti pada unggas.
Beberapa tahun yang lalu kasus AI (H5N1) sempat menjadi permasalahan global, karena mengakibatkan kematian pada manusia setelah tertular dari unggas. Deteksi dini perlu dilakukan dikandang dengan melihat ciri ciri fisik serta pola kematian akan lebih akurat apabila dilakukan Test AI. Pengujian dikandang dapat dilakukan dengan menggunakan Rapid AIV (Avian Influenza Virus) Ag Test Kit, hal ini dilakukan untuk kecepatan tindakan setelah hasil diketahui namun tetap disarankan juga melakukan uji lab.

Prosedur test Ai:
- Buka cotton tipped (No 1). Oleskan pada cloaca ayam yang diduga terkena Ai. Cotton tipped dapat digunakan untuk 10 ayam (dapat dilakukan pada kotoran langsung)
- Masukan cotton tipped yang sudah dioleskan cloaca ke dalam larutan pengecer (No 2), lalu kocok hingga tercampur dan homogen.
- Ambil larutan diatas menggunakan pipet plastik (No 3).
- Teteskan larutan ke dalam bagian cawan antigen (No4)
- Tunggu beberapa saat (5 menit), baca indikator garis merah
- Apabila ada satu garis maka negatif AI…apabila muncul dua garis merah berarti positif AI

Apabila ditemukan hasil positif agar segera ditanggani serta berkooordinasi dengan dinas terkait. Hal ini akan berbahaya, Pada 21 Juli 2005, tiga kasus fatal terjadi di Tangerang, Indonesia, yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Berbeda dengan kasus lainnya di Asia Tenggara (Thailand, Kamboja, dan Vietnam), kasus ini dianggap unik karena korban tidak banyak berhubungan dengan unggas.
Hingga 6 Juni 2007, WHO telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia yang disebabkan virus ini dengan rincian sebagai berikut:
- Indonesia — 99 kasus dengan 79 kematian.
- Vietnam — 93 kasus dengan 42 kematian.
- Mesir — 34 kasus dengan 14 kematian.
- Thailand — 25 kasus dengan 17 kematian.
- Tiongkok — 25 kasus dengan 16 kematian.
- Turki — 12 kasus dengan 4 kematian.
- Azerbaijan — 8 kasus dengan 5 kematian.
- Kamboja — 7 kasus dengan 7 kematian.
- Irak — 3 kasus dengan 2 kematian.
- Laos — 2 kasus dengan 2 kematian.
- Nigeria — 1 kasus dengan 1 kematian.
- Djibouti — 1 kasus tanpa kematian.
Keterangan: jumlah kasus yang dilaporkan WHO adalah jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan hasil laboratorium. (wikipedia)
Gejala penyakit dan penyebarannya
Gejala klinis yang sering ditemukan pada ayam/unggas yang terjangkit flu burung, antara lain:
- Jengger dan pial membengkak dengan warna kebiruan
- Perdarahan merata pada kaki yang berupa bintik-bintik merah (ptekhi) atau ada sering disebut juga “kaki kerokan”
- Adanya cairan pada mata dan hidung (gangguan pernapasan)
- Keluar cairan eksudat jernih hingga kenthal dari rongga mulut
- Diare
- Haus berlebihan
- Kerabang telur lembek
- Tingkat kematian sangat tinggi mendekati 100% (kematian dalam waktu 2 hari, maksimal 1 minggu)
Media penyebaran dan penularan dapat melalui (a) kotoran unggas, (b) sarana transportasi ternak, (c) peralatan kandang yang tercemar, (d) pakan dan minuman unggas yang tercemar, (e) pekerja di peternakan, (f) burung.
Media penyebaran dan penularan dapat melalui (a) kotoran unggas, (b) sarana transportasi ternak, (c) peralatan kandang yang tercemar, (d) pakan dan minuman unggas yang tercemar, (e) pekerja di peternakan, (f) burung.
Pencegahan, Pengendalian, dan Pemberantasan
Prinsip dasar yang diterapkan dalam pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan Avian influenza atau flu burung ini, adalah:
- Mencegah kontak antara hewan peka dengan virus AI
- Menghentikan produksi virus AI oleh unggas tertular (menghilangkan virus AI dengan dekontaminasi/disinfeksi)
- Meningkatkan resistensi (pengebalan) dengan vaksinasi
- Menghilangkan sumber penularan virus, dan
- Peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness)
Dalam pelaksanaannya, dapat dilakukan melalui 9 tindakan yang merupakan satu kesatuan satu sama lainnya yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:
- Peningkatan biosekuriti
- Vaksinasi
- Depopulasi (pemusnahan terbatas atau selektif) di daerah tertular
- Pengendalian lalu lintas keluar masuk unggas
- Surveillans dan penelusuran (tracking back)
- Pengisian kandang kembali (restocking)
- Stamping out (pemusnahan menyeluruh) di daerah tertular baru
- Peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness)
- Monitoring dan evaluasi
Apa yang harus dilakukan untuk melindungi peternakan pada saat tidak terjadi wabah AI di sekitar peternakan?
- Jagalah agar ternak unggas dalam kondisi baik, antara lain, mempunyai akses ke air bersih dan makanan yang memadai, kandang yang memadai, menerima produk-produk yang bebas cacing dan sudah divaksinasi
- Jagalah ternak agar selalu berada di lingkungan yang terlindung
- Periksalah barang-barang yang masuk ke dalam peternakan
Apa yang harus dilakukan untuk melindungi peternakan pada saat terjadi wabah AI di sekitar peternakan?
- Peliharalah ternak di tempat yang terlindungi
- Jangan membeli atau menerima hewan baru ke dalam peternakan
- Batasi dan kendalikan orang yang masuk ke peternakan
- Sapu pekarangan, bersihkan kandang, peralatan, sepeda motor secara berkala
- Simpan pupuk kandang (jauhkan dari kolam, sumur, dll) (Litbang.pertanian.go.id)




Tinggalkan komentar