Upaya untuk meningkatkan produksi ternak menuntut kontinuitas ketersediaan bahan pakan, baik segi kualitas maupun kuantitas. Pakan menempati posisi yang penting dalam usaha ternak ruminansia khususnya ternak potong karena biaya pakan mencapai 70-80 % biaya produksi sehingga untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi diperlukan pakan yang berkualitas. Kenyataan di lapangan, peternak seringkali dihadapkan pada masalah penyediaan pakan baik dari segi kualitas dan kuantitas terutama pada musim kemarau. Salah satu usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak dan kontinyuitas pakan yaitu dengan memanfaatkan hasil ikutan industri pertanian yang harganya terjangkau dan kualitas nutrisinya bagus.
Limbah agroindustry yang cukup familiar dikalangan peternak adalah hasil ikutan penggilingan padi (dedak – bekatul), hasil samping pengolahan pati (onggok/gamblong) dan hasil samping pengolahan gandum (bran –polard). Dedak gandum yang biasa disebut pollard merrupakan hasil sampingan dari industri pengolahan tepung terigu. Pollard memiliki kualitas nutrisi yang lebih baik daripada dedak padi maupun bekatul karena kadar air dan lemaknya lebih rendah. Pollard biasa digunakan sebagai sumber karbohidrat yang mudah tersedia (RAC) dalam ransum ternak ruminansia. Dedak padi merupakan sisa penumbukan atau penggilingan padi. Kualitas dedak padi dipengaruhi oleh banyaknya kulit gabah yang tercampur di dalamnya yang mengandung serat kasar antara 11-19 % . Onggok atau cassava merupakan sisa pembuatan tepung tapioka. Onggok merupakan sumber karbohidrat yang mudah terfermentasi. Zat pati yang terdapat dalam onggok menjadi sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikrobia rumen.
Penelitian pada domba dengan memberikan limbah tersebut sebagai suplementasi rumput pernah dilakukan, untuk mengetahui kecernaan bahan kering, bahan organik dan “Total Digestible Nutrients” (TDN) pada domba yang diberi rumput gajah sebagai pakan dasar yang disuplementasi limbah agroindustri sumber energi yang berbeda
R0 = 100% rumput gajah tanpa konsentrat sumber energi
R1 = 40% rumput gajah + 60% dedak padi
R2 = 40% rumput gajah + 60% onggok
R3 = 40% rumput gajah + 60% pollard
Apabila kita lihat kandungan nutrisi pakan pada bahan tersebut adalah

Analisa Bahan Kering, Bahan Organik, PK, LK, SK Rumput Gajah, Dedak Padi, Onggok Pollard
Percobaan penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Peternakan UNDIP Semarang dengan memberikan perlakuan tersebut pada ternak domba ekor gemuk selama tiga bulan. Hasil yang diperoleh diantaranya

Konsumsi Bahan Kering, BRumput Gajah, Dedak Padi, Onggok Pollard
Pemberian hijauan (100%) mengakibatkan pakan bersifat “bulky” yang menyebabkan saluran pencernaan penuh sehingga tidak tersedia ruang untuk menambah pakan baru. Tingginya kandungan serat menyebabkan kemampuan ternak untuk mengkonsumsi pakan menjadi berkurang karena ruang dalam rumen telah penuh terisi. Pakan yang mengandung serat kasar tinggi memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna di dalam rumen, sehingga konsumsi pakan menjadi menurun.
Pollard memiliki palatabilitas yang paling baik. Palatabilitas merupakan sifat bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi bahan pakan yang dicerminkan dari organoleptiknya, seperti bau, warna, rasa dan tekstur. Hal ini yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Ruminansia lebih menyukai pakan yang memiliki rasa manis dan hambar daripada rasa yang asin dan pahit. Kandungan protein pollard yang lebih tinggi daripada onggok menyebabkan konsumsi pollard lebih tinggi daripada onggok. Kandungan protein pakan yang rendah akan menurunkan nafsu makan dan menurunkan efisiensi penggunaan zat-zat pakan yang lain.

Kecernaan Bahan Kering dan bahan organik Rumput Gajah, Dedak Padi, Onggok Pollard
Bahan pakan mempunyai kecernaan tinggi apabila bahan tersebut mengandung zat-zat pakan dalam bentuk yang mudah dicerna. Pada ransum dengan subtitusi polard memiliki kandungan serat kasar yang lebih rendah apabila dibandingkan yang lain, sehingga daya cerna mikrobia rumen meningkat. Pollard memilki kadar pati yang tinggi dan siap dicerna oleh ternak. Pati dalam butir gandum hampir sepenuhnya dicerna dalam saluran pencernaan namun laju dan tingkat fermentasi dan kecernaannya tergantung pada jenis butiran dan tingkat perlakuan. Kecernaan akan meningkat apabila kandungan substansi yang mudah larut seperti protein dalam bahan pakan tinggi

TDN Rumput Gajah, Dedak, Onggok, Pollard
Rumput gajah mengandung serat kasar dan NDF yang cukup tinggi (Tabel 1.) sehingga sukar tercerna. Menurunnya konsumsi dan tingginya kandungan kandungan serat dan NDF menyebabkan kecernaan rumput menjadi rendah sehingga nilai TDN juga rendah.
TDN ransum pada polard paling tinggi karena memiliki kandungan serat kasar yang lebih rendah dan mengkonsumsi bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang lain. Selain itu kecernaan bahan organiknya juga lebih tinggi daripada perlakuan yang lain
Kesimpulan yang dapat diambil adalah penggunaan limbah agroindustri sumber energi dapat meningkatkan kecernaan bahan kering, bahan organik dan TDN ransum. Suplementasi pollard memberikan kecernaan bahan kering, bahan organik dan TDN paling tinggi. (Diambil dari Skripsi Saudaraku FAPET UNDIP ..Deny Eko P, KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENTS RANSUM YANG TERSUPLEMENTASI LIMBAH AGROINDUSTRI SUMBER ENERGI PADA DOMBA,2004 )




Tinggalkan komentar