Archive for April, 2018

Natural Dekomposer

Peternak Kambing-Domba masih banyak yang mindset nya belum berubah terkait pakan. Pemberian pakan masih mengacu pada apa yang ternak (Kambing-Domba)   “amat” sukai. Meski sudah menggunakan pakan pabrikan (konsentrat) sekalipun.

Padahal di dalam lembaran kertas yang menempel pada karung pakan sudah tertera jelas komposisi bahannya. Pun ketika kita coba ambil segenggam dan kita teliti satu persatu, akan ditemukan bahan-bahan  yang secara nalar umum tidak bakal diberikan pada kambing-dombanya. Sebut saja janggel jagung, kulit kacang tanah, kulit kopi, bagase, dll.
Kambing-domba sebagai natural dekomposer  memang pada dasarnya adalah herbivora, alias pemakan tanaman (dan produk turunannya). Artinya sebenarnya Kambing-Domba bisa dan mau diberikan semua jenis tanaman dan produk turunannya. Tinggal kitanya bisa apa tidak membentuk dan menyajikan tanaman dan turunannya tersebut untuk bisa dikonsumsi oleh kambing-domba.
Fix, mindset kita harus diubah dari pakan kambing-romba hanya yang disukai saja menjadi Kambing-Domba doyan semua jenis tanaman.

Kambing-domba doyan semua jenis daun, dan hanya 4 jenis daun yang Kambing-Domba tidak doyan.
Keinginan tidak ingin ribet dan repot, menjadikan peternak Kambing-Domba hanya memberikan yg ternaknya mau saja, misal diberikan daun nangka, sengon, lamtoro, rumput lapangan, rumput budidaya saja… Padahal dengan logika yang sama akan ditemukan bahwa perlakuan pemberian pakan yang seperti itulah yang membuat semakin ribet dan repot. Kontinyuitas bahan pakan seperti tersebut jelas tidak memadai, lahan juga tidak bertambah luas untuk tumbuhnya tanaman tersebut. Bersaing dengan sesama pencari tanaman tersebut sudah bukan keniscayaan lagi. Yang ujungnya adalah kekalahan harga jual ketika pada waktunya kesulitan tanaman pakan pada kemarau dan ketiadaan tanaman tersebut.
Bahan pakan yang tidak disukai ternak, artinya  ternak tidak langsung mau memakannya sedari dulu sudah tersedia dan jumlahnya banyak. Pada akhirnya banyak yang dilupakan, sehingga sifat gumunan muncul ketika ada yg mulai memanfaatkannya sebagai pakan ternak. Dengan pengelolaan dan pengolahan tertentu, jenis bahan pakan tidak disukai ternak bisa menjadi pakan, hanya membutuhkan langkah pengelolaan dan pengolahan supaya  Kambing-Domba  menjadi doyan dan suka.

Anggapan proses pengolahan pakan adalah menjadikan ribet sebenarnya tidak betul juga, justru dengan melakukan pengolahan bahan pakan peternak akan mampu menciptakan kemandirian dalam hal harga jual dan kontinyuitas pakan. Karena tidak akan lagi ada namanya kerepotan mencari pakan.
Yang perlu dipelajari adalah teknik dan cara yang harus dilakukan untuk menjadikan bahan pakan tidak disukai ternak tersebut menjadi bahan yang Kambing-Domba mau memakannya:

1.  Bahan dengan kandungan serat kasar tinggi (Lignin), dengan ciri fisik ulet tidak mudah putus/patah dengan langkah mekanik memperluas permukaan dgn chooping sesuai ukuran kesukaan kambing-domba. Jika dengan langkah ini saja kambing-domba sudah doyan berarti sudah bagus hanya dengan 1 langkah selesai. Langkah berikutnya ketika dengan chooping saja belum doyan, lakukan langkah fermentasi menggunakan bakteri yg berasal dari perut ruminansia yg sifat utamanya lignolitik. Jangan menggunakan bakteri selainnya.
2. Bahan yang beracun semisal dedaunan segar. Ya daun yang masih segar/baru petik mengandung antinutrisi/zat racun, semua jenis dedaunan ada racunnya dan bersifat spesifik. Makanya ulat pemakan daun Gamal tidak akan sampai dengan ulat pemakan daun jeruk.

Untuk jenis dedaunan/pepohonan yang memiliki antinutrisi/radun lakukan penghilangan racun dengan pemanasan (jemur atau rebus) dan atau pencampuran dengan bahan-bahan lain minimal 4 macam dedaunan. Sesuaikan dengan ukuran yang disukai ternak dengan dicacah, lalu campur-campur sebelum diberikan ke Kambing-Domba. Aman sentosa….
3. Pemberian atraktan, atau zat yg merangsang Kambing-Domba untuk doyan makan. Kambing-domba itu buta warna, jadi tidak akan peduli dengan warna tanaman. Yang mereka makan berdasar pada rasa dan bau. Asin, manis dan masam adalah rasa yang disukai Kambing-Domba.

Silakan pergunakan salah satu untuk menarik kesukaan makan pada pakan yang kita berikan . Manis dengan gula, asin dengan garam, masam dengan pengasaman, cuka, atau buah asam itu sendiri.
To be continue..,.
Demikian sekilas tentang kenapa beternak itu sudah ribet, maka jangan dibikin tambah ribet… See you next trip, kapten..!
#salamternak kapten…..
Lukman Farmer & Co.Peternakan Ruminansia, Konsultan & Pendampingan Peternakan

Cp. 081808153767 – 085640954548 (WA) IG: lukman_farmer

Leave a comment »

Feeds Freedom (kebebasan pakan ternak)

Indonesia, kepingan syurga yang berada di Bumi…
Maka nikmat manakah lagi yang engkau dustakan.
Bulan-bulan ini matahari sudah menuju Utara khatulistiwa, kemarau dan musim panas menjelang…

Sudah siapkah kita (peternak kambing domba) menghadapinya???
Hasil riset Walikota Bogor Aria Bima, yang disitasi Fahmi Thalib menyebutkan bahwa pemanfaatan barang atau bahan yang dibawa ke pasar induk (pasar tradisional) adalah hanya sebesar 30%. Yang artinya sebesar 70% sisanya adalah menjadi LIMBAH PASAR.
Sebuah angka yg cukup aduhai repotnya bagi pengelola pasar. Tapi bagi kita peternak angka 70% itu seharusnya adalah berkah, artinya tidak peduli dimana pun lokasi kandang kita maka dengan keberadaan sebuah pasar induk saja akan mampu menopang pakan ternak yang kita miliki.

Pasar induk/pasar tradisional adalah “gudang pakan” yg tidak pernah kehabisan bahan. Selama pasar tersebut ada, maka selama itulah bahan pakan yg kita butuhkan selalu tersedia.
Tidak ada lagi alasan tidak mau beternak karena tidak ada/punya lahan HPT dan atau tdk ada waktu utk cari pakan.

Yang perlu kita lakukan cukup hanya menginventarisir posisi dimana penjual bah, dimana penjual sayur, dan dimana posisi limbah² tersebut berada.

Modal Ngarit yang dibutuhkan adalah “muka tebal” alias berani malu, bertanya  dan meyakinkan pemilik limbah untuk bisa kita ambil berkala.

Selebihnya adalah feed freedom alias kebebasan pakan….
Tips & trik mengelola limbah pasar.

– pilah sumber pakan berdasar umur simpan (kadar air)

– dahulukan memberikan pakan yg umur simpannya pendek

– yg berumur relatif agak lebih lama bisa disimpan untuk esok atau lusa.
*i’ve done this for almost 7 years
#salamternak kapten…..
Lukman Farmer & Co.Peternakan Ruminansia, Konsultan & Pendampingan Peternakan

Cp. 081808153767 – 085640954548 (WA)Mail: 1. lukmanpeternak06@gmail.com ; 2. akhmadlukman@yahoo.com Site: binasatwamandiri.blogspot.com : lukmanpeternak.blogspot.com

Leave a comment »

Mengapa Mike Tyson butuh Pelatih

Update musim Pancaroba…

*Sebuah studi kasus antisipasi blind spot*
Semua peternak memiliki potensi berkembang berdasar kemampuan belajar mereka, keinginan untuk lebih cepat berproses, lebih baik kualitas produk ternaknya dan volume yang lebih banyak daripada sebelumnya.
Maka kemudian Standar Operasional Prosedur (SOP) di rangkai untuk masing² peruntukan usaha ternak (Breeding, fattening, milking, dll). Menyesuaikan dengan kemampuan, SDA dan potensi di diri masing² peternak.

Dilaksanakan dengan teliti, tepat dan strick untuk mendukung pencapaian target yg diinginkan. Dengan ikhtiar pelaksana kandang yg bagus dan sinergi yg se-aura dengan pengusaha ternak atau owner nya.

Hasilnya optimal dan bisa diperkirakan sesuai target dan dengan mudah dapat di evaluasi berdasar data² yg ada pada recording.
Keberhasilan seringkali menjadikan kita menjadi pribadi yg akhirnya lengah. Optimisme tinggi didukung SOP yg ketat memunculkan blind spot mendasar yg kadang terasa sedikit konyol bagi peternak setelah menyadarinya. Tetapi memang seperti itulah adanya…

Sukses sering melenakan dan memunculkan blind spot.
Berada dalam bangunan struktur farm milik sendiri, pandangan exact dan riil menjadi patokan. Tetapi tdk bisa membuka tabir titik buta kita.

Hanya mereka yg berada diluar struktur tetapi tahu langkah² yg kita lakukan lah yang bisa melihat blind spot kita.
Disanalah fungsi trainer/coach…
Demikian sekilas tentang kenapa Mike Tyson tetap butuh pelatih… See you next trip, kapten..!
#salamternak kapten…..
Lukman Farmer & Co.

Peternakan Ruminansia, Konsultan & Pendampingan Peternakan

Cp. 081808153767 – 085640954548 (WA)

IG: lukman_farmer

Leave a comment »

Inseminasi Buatan / IB

Inseminasi Buatan (IB) / Artivicial Insemination (AI)

Yang dimaksud dengan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut ‘insemination gun’.

Tujuan Inseminasi Buatan

1. Memperbaiki mutu genetika ternak;

2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya ;

3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;

4. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;

5. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
Keuntungan IB

1. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;

2. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;

3. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada betina (inbreeding);

4. Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam jangka waktu yang lama;

5. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;

6. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;

7. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
Kerugian IB

1. Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan;

2. Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan diinseminasikan pada betina keturunan / breed kecil;

3. Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama;

4. Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny test).

Salam Ternak kapten….!

Comments (2) »