Archive for Oktober, 2019

Kunci Keberhasilan Breeding Domba, Cempe Bertahan Hidup

Breeding Domba

Breeding Domba

 

Beternak kambing domba saat ini menjadi usaha peternakan yang cukup menarik untuk dilirik. Hal ini muncul ditengah sengitnya usaha ternak sapi dan dinamika pada ternak unggas. Dibanding dua komoditas tersebut ternak kambing domba relatif lebih “sexy” dan “aduhai” saat ini. Terutama pada  usaha penggemukan-fattening kambing domba dengan pola pemeliharaan singkat 1-3 bulan.

Dinamika fattening domba (terutama) muncul karena adanya kebutuhan market yang relatif besar atas komoditas tersebut. Hal ini menyebabkan tingkat minat untuk menggemukkan domba lebih banyak dibanding mengembangbiakkannya.  Apabila kondisi ini berlangsung lama maka akan muncul kondisi kelangkaan bakalan domba penggemukan dan diikuti melambungnya harga. Tanda –tanda  kejadian ini sudah terlihat saat ini.

Jawaban untuk mengatasi masalah ini (dari sisi peternak) adalah melakukan program breeding (mengembangbiakkan). Walau pelaku ternak ini harus mengalami babak belur dalam aktivitas budidayanya. Dapat dipahami karena aktivitas breeding merupakan aktivitas jangka panjang (analogi lari marathon pada breeding dan sprint-lari 100 m pada fattening). Banyak hal yang harus diperhatikan dalam breeding agar usahanya menguntungkan. Masalah yang sering ditemui dalam breeding  pada umunya adalah (a) Tingkat produktivitas /kebuntingan induk yang kecil/tidak optimal, (b) Banyaknya kasus prematur, (c) Tingkat kematian cempe yang tinggi.

Manajemen breeding

Manajemen breeding

Tingkat kematian cempe menjadi “momok” yang dominan dalam lambatnya populasi breeding domba. Logis, semua anak domba perlu mendapat perhatian  jika dibandingkan dengan domba dewasa karena

  • Mereka memiliki kebutuhan energi yang tinggi tetapi hanya memiliki cadangan energi yang rendah dan sepenuhnya bergantung pada domba betina/induk untuk makanan
  • Mereka memiliki mantel/pelindung kulit yang buruk dan dilahirkan basah
  • Mereka memiliki resistensi terhadap penyakit; masalah ini diatasi sebagian besar ketika anakan mendapatkan banyak kolostrum

 

Perhatian menjadi ekstra , Apabila:

  • Anak domba itu kembar dua atau kembar tiga
  • Karena gizi buruk
  • Betina betina sangat muda atau sangat tua
  • Anak domba dipengaruhi oleh kelainan bawaan
  • Anak domba dilahirkan sebelum waktunya
  • Anak domba menderita hipoksia berat selama kelahiran

Banyak kegagalan pelaku breeding  pada perbanyakan populasi karena tingkat kematian anakan tinggi. Catatan positif awal dari realita ini adalah

  1. Banyak masalah dapat dihindari dengan manajemen yang baik sebelum dan pada saat kelahiran
  2. Kita paham domba mana yang paling membutuhkan perhatian saat  Pada kelahiran tunggal akan sedikit membutuhkan  campur tangan kita. Sedangkan kembar dua dan tiga akan lebih bermanfaat apabila ada bantuan dari manusia

Comments (2) »

Kalau Ada Teori Teruji….Kenapa Ragu? Saatnya Feeding & Manajemen Ditingkatkan

Dunia peternakan  berkembang sangat dinamis dari tahun ke tahun. Banyak keilmuan yang terus ter -update dan ter-upgrade mengikuti jaman. Termasuk  ternak ruminansia,  berkembang dengan pesat.  Namun perkembangan ini akan menguntungkan bagi peternak apabila dibarengi dengan ilmu.

Banyak keilmuan pertanian dan peternakan yang telah memunculkan teori-teori yang telah teruji dan dapat diaplikasikan. Teori keilmuan dalam budidaya ternak  dan ilmu non ternak yang mendukung, sangat diperlukan oleh peternak di era saat ini.  Minimal pada ilmu mendasar budidaya ternak.

Berikut kami sampaikan sebuah teori yang tersaji dalam diagram dari buku  Basic Animal Nutrition & Feeding. Fifth Edition karya Wilson G. Pond; David C. Church;  Kevin R. Pond dan PAtricia A Schoknecht. Pada diagram tersebut menjelaskan perubahan bobot badan secara normal pada domba betina dengan bobot awal 70 kg saat melahirkan dua anak kembar.

perubahan bobot badan domba betina.jpg

Pada domba dengan  bobot awal 70 kg dengan jumlah anak yang dilahirkan dua ekor, akan mengalami penurunan bobot badan signifikan pasca melahirkan.  Kondisi ini akan terus menurun seiring dengan masa laktasi dan menyusuinya.  Pada masa kering kandang, kondisi bobot badan akan mulai berangsur-angsur naik hingga siap dikawinkan.  Apabila perkawinan berhasil makan akan ada perkembangan embrio dan mengakibatkan meningkat juga bobot induk. Dinamika kondisi induk pada kondisi normal dapat terbaca pada diagram diatas sehingga dengan pakan dan manajemen yang baik produktivitas ternak tetap terjaga.

  • Dengan diagram ini saya jadi paham kenapa flushing disarankan beberapa minggu sebelum perkawinan.
  • Dari diagram ini saya jadi paham kenapa harus dilakukan perbaikan pakan di kebuntingan bulan ke 3.
  • Melihat gambar ini jadi memaklumi kenapa untuk menghasilkan susu dimasa laktasi harus diimbangi pakan.
  • Dan juga dari diagram ini saya paham kenapa diperlukan masa kering.
  • Akhirnya saya bisa menyimak kapan masa masa kritis peternak harus campur tangan

Jadi upaya persiapkan kondisi ternak dapat dilakukan dengan sedikit mengintip diagram ini….biar apa? Ya biar kondisi ternak membaik dan menghasilkan output yg diharapkan dengan memperbaiki kualitas dan kuantitas pakan.

Diagram ini dapat dimanfaatkan oleh temen temen peternak yang fokus pada perah maupun breeding.  Kenapa? Karena kita dapat menghindari kurangnya susu  untuk anak (pelaku breeding) pasca melahirkan. Karena  kita dapat mengoptimalkan litter size. Karena  kita dapat memproduksi susu dengan optimal. Karena  kita dapat melakukan proses breeding dengan sukses. Dengan mengoptimalkan feeding dan manajemen pada breed yang tepat, setelah mengetahui titik kritis dari siklus produksi ternak.

Leave a comment »

Pakan dan  Pengaruhnya Pada Susu

Pakan sapi

Pakan sapi

Tak ada keraguan lagi bahwa pakan mempengaruhi  hasil produksi ternak.  Dengan pengaruhnya ini menempatkan pakan sebagai komponen produksi yang paling berpengaruh. Pada ternak perah perubahan pakan yang jelek  seketika mempengaruhi  susu pada saat itu juga, namun perbaikan pakan tidak langsung memperbaiki kualitas susu.

Faktor pakan dan pemberian pakan dalam usaha ternak  terutama ternak perah dapat disimpulkan bahwa :

  • Perubahan tata kelola akan dengan cepat mempengaruhi produksi lemak dan protein
  • Dengan mengubah pakan, depresi lemak susu dapat naik (0,1-1%) dalam waktu 7-21 hari
  • Perubahan protein susu mungkin terjadi antara 3-6 mingu
  • Hampir separuh lemak susu disintesis diambing dari asam asetat dan asam hidroksi butirat

Tata laksana pemberian pakan akan mempengaruhi kadar lemak, pemberian pakan tanpa  hijauan (konsentrat sumber energi tinggi) tidak memungkinkan produksi asam asetat dalam jumlah cukup sebagai prekursor lemak susu. Kondisi ini menyebabkan lemak susu menurun dan komponen gizi lain mengalami kenaikkan. Sebaliknya pakan dengan sedikit energi dengan hijauan yang cukup akan menaikkan kadar lemak susu.

Rasio kritis antara pemberian hijauan dan konsentrat untuk menjaga kadar lemak normal adalah 60 : 40. Namun hal ini masih dipengaruhi banyak sedikitnya hijauan yang dimanfaatkan ternak . mikroba rumen mengubah protein pakan menjadi protein mikroba sebagai sumber utama asam amino esensial yang nantinya digunakan oleh kelenjar ambing untuk mensintesa protein susu.(Trijoko Wisnu Murti.2016. Pasca Panen Susu)

manajemen pakan terhadap kadar lemak dan protein susu

manajemen pakan terhadap kadar lemak dan protein susu

Leave a comment »

Body Score Pada Domba

 

Merupakan klasifikasi domba berdasar kondisi tubuhnya, kondisi yang menggambarkan kondisi kurus sampai dengan gemuk suatu ternak domba dalam skala angka. Kondisi antar individu ternak sangat beragam sehingga pengklasifikasian ini menjadi penting.

Penilaian ini memerlukan latihan untuk dapat menentukan score berdasarkan penampakan fisiknya. Penggunaan teknik ini secara teratur akan memudahkan melakukan tindakan dan akan memastikan bahwa makanan tambahan diberikan kepada ternak.

Sistem obyektif  untuk menilai kondisi tubuh diperlukan karena dua alasan :

  1. Mendefinisikan kondisi ternak seperti kurus, ramping, gemuk, sedang, bugar dan baik yang bervariasi antar individu.
  2. Mendefinisikan individu dari deskripsi ini cenderung bervariasi dari satu tahun ke tahun tergantung pada status gizi umum kelompok/kawanan.  Kondisi gemuk pada tahun dengan kondisi  bagus akan berbeda dengan kriteria gemuk pada tahun gersang.

Body score pada domba dapat dimulai dari skala 1 sampai dengan 5, berikut penjelasannya :

body score pada domba

body score pada domba

Skor tersebut terkait dengan tingkat kegemukan di daerah pinggang belakang, di belakang tulang rusuk. Skor tersebut dinilai dalam empat tahap Baca entri selengkapnya »

Leave a comment »