Archive for Hijauan Pakan

Panduan Formulasi Pakan untuk Ternak Ruminansia (ala Entelemi)

Formulasi pakan yang tepat sangat penting untuk kesehatan dan produktivitas ternak ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba. Dalam menyusun pakan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar ternak mendapatkan nutrisi yang seimbang dan optimal. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa yang harus diperhatikan dalam formulasi pakan, pentingnya kenyang perut dan kenyang nutrisi, serta peran mikroba rumen yang terjaga.

Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Formulasi Pakan

1. Kebutuhan Bahan Kering s/d Nutrisi

   Setiap jenis ternak memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda berdasarkan umur, jenis, dan status fisiologis. Oleh karena itu, penting untuk memahami kebutuhan dasar nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Misalnya, sapi yang sedang dalam masa pertumbuhan memerlukan lebih banyak protein dibandingkan dengan sapi dewasa yang sudah tidak berkembang lagi.

2. Jenis dan Kandungan Bahan Pakan

   Pemilihan bahan pakan harus mempertimbangkan jenis pakan yang akan digunakan, seperti hijauan, konsentrat, dan suplemen. Hijauan merupakan sumber serat yang penting, sedangkan konsentrat memberikan energi dan protein yang lebih tinggi. Kombinasi yang tepat antara hijauan dan konsentrat akan membantu memenuhi kebutuhan nutrisi ternak secara optimal.

3. Kondisi Lingkungan dan Ternak

   Lingkungan tempat ternak dipelihara juga mempengaruhi formulasi pakan. Faktor seperti iklim, kelembapan, dan kondisi kesehatan ternak harus diperhatikan untuk memastikan pakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, dalam kondisi panas, ternak mungkin membutuhkan pakan yang lebih segar dan berkadar air tinggi.

4. Kenyang Perut vs. Kenyang Nutrisi

   Ternak ruminansia tidak hanya perlu kenyang perut, tetapi juga kenyang nutrisi. Ini berarti pakan yang diberikan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi, bukan hanya sekadar mengisi perut. Oleh karena itu, formulasi pakan harus seimbang antara hijauan dan konsentrat, sehingga ternak mendapatkan semua nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan produksi.

Peran Mikroba Rumen dalam Pencernaan

Mikroba yang terdapat dalam rumen, seperti bakteri, protozoa, dan jamur, memiliki peran penting dalam mencerna pakan menjadi asam lemak volatil yang dapat digunakan oleh ternak. Mikroba ini membantu dalam proses fermentasi pakan, sehingga meningkatkan kecernaan dan pemanfaatan nutrisi. Untuk menjaga keseimbangan mikroba rumen, penting untuk:

– Memberikan Pakan Secara Bertahap

  Saat melakukan perubahan pakan, lakukan secara bertahap agar mikroba rumen dapat beradaptasi dengan pakan baru. Ini juga membantu mencegah masalah pencernaan seperti kembung atau asidosis.

– Menghindari Pakan yang Mengandung Antinutrisi Tinggi

  Beberapa bahan pakan mengandung antinutrisi yang dapat menghambat pencernaan. Oleh karena itu, pemilihan bahan pakan harus memperhatikan kandungan antinutrisi yang rendah.

Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diingat dalam formulasi pakan untuk ruminansia.

1. Kenyang Perut

Kenyang perut adalah indikator awal yang menunjukkan bahwa ternak telah mendapatkan cukup pakan. Biasanya, kenyang perut diukur dalam bentuk persentase bahan kering yang dimakan. Setiap jenis ternak memiliki kapasitas pencernaan yang berbeda, sehingga penting untuk memahami batasan ini. Ternak yang merasa nyaman dan tidak berisik, serta tampak tenang, biasanya menunjukkan bahwa mereka telah kenyang. Selama hijauan pakan tersedia dengan baik, seharusnya tidak ada masalah dalam memenuhi kebutuhan kenyang perut ini. Pastikan untuk selalu memberikan pakan yang cukup dan berkualitas agar ternak merasa nyaman.

2. Kenyang Nutrisi

Setelah memastikan kenyang perut, langkah selanjutnya adalah memastikan kenyang nutrisi. Banyak tabel kebutuhan nutrisi untuk ruminansia yang dapat dijadikan rujukan. Pilihlah tabel yang paling mudah dipahami dan diterapkan. Misalnya, untuk pemenuhan energi, kita bisa menghitung kalori dari Metabolisme Energi (ME). Jika tidak memungkinkan, kita bisa menggunakan Gross Energy (GE) atau Total Digestible Nutrients (TDN) sebagai alternatif. Begitu juga dengan protein, idealnya dihitung dalam satuan gram pakan, tetapi jika belum bisa, minimal gunakan persentase Protein Kasar. Memastikan bahwa pakan yang diberikan memenuhi kebutuhan nutrisi akan berdampak positif pada kesehatan dan produktivitas ternak.

3. Mikroba Rumen Terjaga

Kondisi mikroba rumen sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Mikroba ini berperan dalam proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Jika kita tidak memiliki pengetahuan mendalam tentang mikroba rumen, setidaknya kita harus secara berkala memberikan asupan mikroba tambahan untuk menjaga keseimbangan mikrobiota di dalam rumen. Ini dapat dilakukan dengan memberikan pakan yang kaya serat dan probiotik, yang dapat membantu meningkatkan kesehatan rumen. Memastikan keseimbangan mikroba rumen akan membantu meningkatkan efisiensi pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Kesimpulan

Formulasi pakan yang baik untuk ternak ruminansia memerlukan perhatian terhadap berbagai faktor, termasuk kebutuhan nutrisi, jenis bahan pakan, dan kondisi lingkungan. Selain itu, menjaga keseimbangan mikroba rumen sangat penting untuk memastikan pencernaan yang efisien dan kesehatan ternak secara keseluruhan. Dengan memperhatikan semua aspek ini, peternak dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan ternak ruminansia mereka.

Dengan pemahaman yang baik mengenai formulasi pakan, peternak dapat memastikan bahwa ternak mereka tidak hanya kenyang perut tetapi juga kenyang nutrisi, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil produksi seperti susu, daging, wol atau anakan yang berkualitas tinggi.

Leave a comment »

Pentingnya Carrying Capacity dalam Manajemen Padang Penggembalaan

Carrying Capacity pada padang rumput

Apa itu Carrying Capacity?

Carrying capacity atau kapasitas tampung adalah konsep penting dalam manajemen padang penggembalaan dan pastura. Istilah ini merujuk pada kemampuan suatu lahan untuk mendukung populasi ternak tertentu tanpa merusak ekosistem atau mengurangi produktivitas jangka panjangnya. Dalam konteks padang rumput, carrying capacity mengukur jumlah ternak yang dapat digembalakan di suatu area tertentu berdasarkan ketersediaan hijauan makanan ternak.

Pentingnya Memahami Carrying Capacity

Mengetahui kapasitas tampung sangat penting bagi peternak dan pengelola lahan karena:

  • Menghindari Overgrazing: Overgrazing terjadi ketika jumlah ternak melebihi kapasitas tampung lahan, yang dapat menyebabkan kerusakan vegetasi dan erosi tanah.
  • Menjaga Keseimbangan Ekosistem: Dengan menjaga jumlah ternak sesuai dengan kapasitas tampung, keseimbangan ekosistem dapat dipertahankan, termasuk keberlanjutan flora dan fauna lokal.
  • Optimalisasi Produksi: Mengetahui kapasitas tampung membantu peternak dalam merencanakan jumlah ternak yang optimal untuk memaksimalkan produksi tanpa merusak lahan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Carrying Capacity

Beberapa faktor yang mempengaruhi carrying capacity pada padang rumput meliputi:

  1. Jenis Tanaman Hijauan: Komposisi botani dari padang rumput, termasuk jenis rumput, leguminosa, dan gulma, sangat mempengaruhi kapasitas tampung.
  2. Kualitas dan Kuantitas Hijauan: Produksi biomassa hijauan per hektar dan nilai nutrisinya menentukan berapa banyak ternak yang dapat didukung oleh lahan tersebut.
  3. Kondisi Iklim: Curah hujan, suhu, dan musim mempengaruhi pertumbuhan hijauan dan, oleh karena itu, kapasitas tampung lahan.
  4. Manajemen Lahan: Praktik pengelolaan seperti rotasi penggembalaan, pemupukan, dan pengendalian gulma dapat meningkatkan atau menurunkan kapasitas tampung.
Produksi pastura

Mengukur Carrying Capacity

Mengukur carrying capacity melibatkan beberapa langkah, antara lain:

  1. Inventarisasi Hijauan: Mengidentifikasi dan mengukur produksi hijauan di padang rumput. Ini bisa dilakukan dengan metode sampling atau pengukuran langsung.
  2. Analisis Nutrisi: Menilai kandungan nutrisi hijauan untuk memastikan bahwa hijauan tersebut memenuhi kebutuhan gizi ternak.
  3. Perhitungan Kapasitas Tampung: Menggunakan data produksi hijauan dan kebutuhan pakan ternak untuk menghitung jumlah ternak yang dapat didukung oleh lahan tersebut. Rumus umum yang digunakan adalah: K=rN∗(1−N)/CP, Dimana K adalah daya dukung, r adalah tingkat pertambahan populasi, N adalah ukuran populasi dan CP adalah perubahan ukuran populasi

Contoh Kasus: Padang Penggembalaan

Sebuah penelitian di Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah, menunjukkan bahwa kapasitas tampung padang penggembalaan dapat bervariasi tergantung pada jenis hijauan dan manajemen lahan yang diterapkan. Studi ini menemukan bahwa dengan manajemen yang baik, kapasitas tampung dapat ditingkatkan untuk mendukung lebih banyak ternak tanpa merusak ekosistem.

Kesimpulan

Carrying capacity adalah konsep kunci dalam manajemen padang penggembalaan yang membantu memastikan keberlanjutan dan produktivitas lahan. Dengan memahami dan mengelola kapasitas tampung, peternak dapat mengoptimalkan produksi ternak sambil menjaga kesehatan ekosistem padang rumput. Pengetahuan tentang carrying capacity juga membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya lahan.

Untuk informasi lebih lanjut tentang manajemen padang penggembalaan dan teknik pengukuran kapasitas tampung, Anda dapat merujuk pada literatur ilmiah dan panduan praktis dari lembaga pertanian dan peternakan.


Dengan memahami konsep carrying capacity dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, peternak dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola padang penggembalaan mereka, memastikan keberlanjutan dan produktivitas jangka panjang.

Leave a comment »

Produksi hijauan disaat berlimpah hendaknya disimpan dengan berbagai cara pengawetan antara lain dibuat hay

Prinsip dasar dari pengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan cara mengeringkan hijauan, baik secara alami (menggunakan sinar matahari) maupun menggunakan mesin pengering (dryer).

➡️Berikut cara mengolah pakan hijauan menjadi hay

1. Sabit rumput dikebun rumput.

2. Lakukan penimbangan berat rumput.

3. Bila dilakukan pengeringan dengan sinar matahari kerjakan dilantai jemur, jika lantai jemur menggunakan para-para yang mendatar maupun yang miring, hijauan hendaknya dibalik tiap 2 jam. Lama pengeringan tergantung tercapainya kandungan air antara12-20 %

4. Bila memakai ‘dryer’, hijauan dimasukkan ke pengering. Lakukan pemotongan dengan panjang yang memadai dengan mesin pengering tersebut. Gunakan suhu pengering 100-250 C, hentikan bila kandungan air sudah mencapai 12-20 %.

5. Lakukan pengukuran kandungan air hay dengan menggunakan alat pengukur kandungan air (Delmhorst digital hay meter and bale sensor).

6. Ukur suhu gudang tempat penyimpanan hay

Dapatkan info seputar dunia pertanian dan peternakan

Stay tuned with oegengentelemi

#garden #organic #gardening #dirumahaja #vegetables #agriculture #buah #tanaman #sawah #berkebun #sayur #ternak #kicaumania #qurban #burung #sapi #kambing #telur #domba #peternakan #perikanan #ternak #broiler #ternaklovebird #peternak #pakanhay #peternakansapi #unggas #fapet #smkpertanian

Leave a comment »

Keragaman Vegetasi Padang Rumput

Semakin Beragam

Semakin OK

Gulma sekalipun

Syarat terkontrol

Varian Vegetasi Pastura

Padang rumput dengan vegetasi beragam akan memberikan manfaat yang optimal bagi ternak yang merumput. Kombinasi rumput, legume pada aerial padang rumput saya kira sudah hal yang wajar, namun apabila dapat mengkombinasikan herb maupun gulma (terkontrol) adalah istimewa.

Kita serasa menjamu ternak area pesta dengan makan prasmanan. Ternak bebas memilih jenis pakan yang akan dinikmati berdasar kondisinya.

Ternak yang sakit saya kira ada insting mencari jenis tanaman tertertentu yang bisa mengobati dengan cara naluri alamiah (bayangan saya gitu)

Dan ternyata..inilah kelebihan Indonesia. Vegetasi yang beragam. Jadi andai padang rumput anda terlihat tamaman liar atau gulma, pelajari dulu….bisa jadi bermanfaat untuk melengkapi fungsi pastura.

Salam Entelemi

Leave a comment »