Archive for kambing

Tonton “Integrated Farming” di YouTube

Leave a comment »

FATTENING Domba-Kambing

Sekilas Penggemukan Ternak.

Langkah Komprehensif fattening kambing domba

Langkah Komprehensif fattening kambing domba

Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian ketika kita akan mulai melakukan penggemukan ternak. Tidak hanya sekedar memberi makan dan merawat ternak saja.

Beternak, apapun jenis usahanya (Breeding, fattening, Milking, dll), harus t:

  • Terukur, mengetahui standar dan patokan ukuran sesuai jenis usaha. Contoh : bobot bakalan, rataan ADG, lama penggemukan, dll
  • Terhitung, dapat dihitung untuk menjadi target, ketetapan dan sebagai angka perkiraan. Contoh: penggemukan 2 bulan dengan ADG 150gr dan berat bakalan 15kg, maka target akhir bobot adalah 24kg
  • Terevaluasi, keberhasilan dan kegagalan yang terjadi harus dievaluasi berdasar data pencatatan dan data ukuran-ukuran dibuat.

Tahapan yang perlu dilakukan dalam penggemukan diantaranya:

  1. Pemilihan bakalan sesuai target (harga, jenis, performance)
  2. Perhitungan cost produksi sebagai acuan dan evaluasi (TK, pakan, obat, penyusutan)
  3. Perhitungan parameter pemeliharaan sebagai patokan (target ADG/PBBH, pakan, obat, sampling ternak dan pakan)
  4. Perkandangan dan lingkungan ternak.
  5. Perlakuan awal (kedatangan ternak, transporting, culling/slicing, equilibrasi) ~~ SOP STARTER
  6. Pemeliharaan (perlakuan pemeliharaan, evaluasi minggu/bulan, grading, sampling, compensatory growth) ~~ SOP GROWER
  7.  Panen (perlakuan sebelum panen, menjaga lost weight, stress panen,  dan equilibrasi) ~~ SOP FINISHER
  8. Semua aktivitas harus didukung dengan pencatatan (RECORDING)

 
Kebanyakan kita hanya memperhatikan pada poin 6 saja, fokus hampir 90% ke arah pemeliharaan langsung. Padahal ada banyak poin lain yg harus diraih utk memperoleh keuntungan/margin  sesuai target.  Dititik no.6 inilah para bakul probiotik & obat ternak seolah-olah bisa menyulap dan melangkahi koridor acuan dalam penggemukan.

Waspadalah…!!! Waspadalah…!
Demikian kurang lebihnya, kalau ada kekurangannya mohon dimaafkan dan dilengkapi.. Kalau ada lebihnya silakan dinikmati sebagai hidangan bersama.

(by Lukman Farmer)
#salamternak kapten#lukmanfarmer

 

 

Leave a comment »

STATUS TERNAK-STATUS KAMBING-DOMBA

Good afternoon…

Untuk menambah pengetahuan beternak, kali ini kita coba bahas sedikit tentang status ternak kambing dan domba.

Jangan salah, kambing domba juga perlu status supaya ada kejelasan dalam hidupnya. Tidak cuma manusia, kambing domba pun perlu status.

Memahami status fisiologi kambing domba

Memahami status fisiologi kambing domba

Let’s  see…

  1. Indukan betina, adalah status ternak betina yang sudah pernah melahirkan atau sudah pernah bunting. Ditandai dengan sudah membesarnya ambing dan puting. Sebagai pengetahuan saja, puting kambing domba yang belum pernah melahirkan hanya akan sepanjang 1 ruas jari kita.

  2. Cempe, adalah anakan kambing domba berumur 0 hari s.d umur sapih alamiah yaitu 5 bulan. Jadi clear ya, anakan kambing domba secara alamiah akan lepas dari menyusu induknya maksimal pada umur 5 bulan setelah kelahiran. Perihal ada peternak yang mana memaksakan cempe disapih pada 1, 7, 30 atau 60 hari itu urusan teknis peternak ya, jangan dipertanyakan. Apalagi unik peternak perah, pokoknya jangan ditanyakan… Mereka kejaaaam!

  3. Dara, atau dere adalah anakan kambing domba yang berumur 5+ bulan s.d akhir masa pertumbuhan yaitu 10 bulan. Fix ya, jadi masa pertumbuhan kambing domba adalah 5-10 bulan, masa dimana pertambahan bobot badan bisa optimal. Masa ini juga dinamakan masa puber ternak atau masa dewasa kelamin ternak, ditandai dengan mulai berfungsinya organ dan hormon reproduksi. Bau² pada daging mulai timbul kalau di sembelih… Jadi tahu kan kenapa sate balibul tidak bau prengus..???Makanya kalau ada anakan sudah lewat 5 bulan masih saja disajikan dengan induknya apalagi anakan tersebut beda kelamin, akan terjadi inbreed. Baiknya selepas sapih, dipisahkan dari induknya, dia sudah bisa kok hidup mandiri… cieee…!!

  4. Dewasa, adalah kambing domba yang berumur lebih dari 10 bulan alias 10+. Dimana masa pertumbuhan berakhir dan yg akan terjadi adalah masa perkembangan alias hanya membesarnya sel saja. Jadi sangat naif jika melakukan penggemukan pada kambing domba selepas umur 10 bulan, sehari nambah 75gr bobot badan saja sudah bagus tuh… Eh!

  5. Bunting, adalah kondisi dimana betina mengalami pembuahan dan adanya pembentukan janin di dalam rahimnya.Bunting ya, kita nyebutnya bunting jangan hamil… Ntar dikira manusia lagi. Kan kambing² jaman now sudah pakai nama.

  6. Laktasi, adalah masa dimana kambing domba betina mengeluarkan air susu selepas melahirkan. Fix ya, kambing domba hanya bisa mengeluarkan susu selepas melahirkan, kecuali beberapa kasus.Laktasi 1/pertama artinya si kambing beranak untuk pertama kali, adalah saat kambing domba menyusui cempe nya pada kelahiran pertama. Demikian seterusnya dengan laktasi 2/kedua, laktasi 3/ketiga, dst.

 

Silakan ditanyakan di komen saja ya…

(by Lukman Farmer)
#salamternak kapten#lukmanfarmer

 

 

Comments (1) »

SUAMI-NYA TERNAK (Peternak Sejati)

Pelaku dan Peternak

Peternak = Animal HUSBANDry = suaminya ternak*.
Efek domestikasi atau pemeliharaan secara intensif adalah ternak akan kekurangan beberapa zat gizi/nutrisi.

Maka sebagai suami ternak, kita wajib aware…

Sangat tidak wajar ketika seorang suami tidak mengenal karakter, sifat, tingkah laku dan tindak tanduk “istrinya”.
Di dunia liar, kambing/domba secara instingtif akan dengan sendirinya memenuhi apa yg kurang pada dirinya. Termasuk dlm hal mengobati dirinya sendiri.

Contoh: ketika ternak kena gejala pneumonia/radang paru, maka dia akan mencari obat dengan memakan lebih dulu dedaunan tipe antiradang dan antibiotik. Tipe daun kecil² sementara akan dihindari.
Kembali ke bahasan awal, bahwa kebutuhan nutrisi/gizi pada induk yg sedang bunting jelas akan lebih banyak dibanding saat tidak bunting. Karena yg diberi asupan makanan adalah individu ternak itu sendiri dan janin yg ada di kandungannya.

Makanya sebenarnya dalam setiap fase fisiologis ternak, seharusnya ada pembedaan pakan (secara jumlah dan nilai gizi).

Hanya saja “suami ternak” di Indonesia sini masih terlalu ribet berurusan dengan yg seperti itu.
Solusi termudah untuk antisipasi kekurangan nutrisi/gizi pakan pastilah dengan menyediakan bahan pakan yg memiliki kandungan nutrisi yg dibutuhkan.

Hanya saja, kembali pada kita di Indonesia yg memang tidak terlalu suka membaca, maka sepertinya akan lebih mudah dipukul rata.

Pakan yg diberikan akhirnya  seadanya yg tersedia di kandang. Maka tidak jarang selama hidupnya si kambing pakan yg diberikan selalu rumput lapangan saja, rumput odot saja, Kaliandra saja, Gamal saja, atau ramban lain saja.
Bagian suami ternak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama masa bunting sebenarnya tidak terlalu sulit, cukup menyediakan pakan dalam jumlah yg cukup dan sedikit langkah menyediakan preparat mineral mix. Caranya surga banyak yg melakukan, dengan campur di pakan, dengan bumbung bambu, dengan permen ternak atau teknik lainnya.
Cukup mudah dan tidak terlalu ribet sebenarnya… Hanya saja, kembali hanya saja teknis² ini masih saja ada yg menganggapnya agak ribet.

Sudah Ngarit, kasih pakan , masih haus bikin² ini dan itu…. 😅😅
Ada cara lain yg kalau versi saya tidak merepotkan karena berhubungan langsung dengan penyediaan pakan untuk antisipasi kekurangan nutrisi pada kebuntingan…

– Caranya adalah dengan mengenali bahan pakan di sekitar Anda.

– Prinsip yg dipakai adalah sebagaimana pada BPP part 52 kemarin

– Tanaman yg menghasilkan buah berbau menyengat hampir dipastikan adalah tanaman dengan kandungan mineral tinggi. Termasuk buah, kulit buah, dan biji nya.

– manfaatkan pasar tradisional di sekitar Anda. Pasar buah, pasar sayur dan pasar induk

#salamternak kapten…..
Lukman Farmer & Co.

 

Leave a comment »