Archive for Most Fav

Belajar Dari Tiga Negeri Pengekspor Domba

(Satu Lagi Materi Silatnas Peternak Kambing Indonesia yang tak jemu jemu juga dibaca)

(Materi ini disampaikan Bp Muhaimin Iqbal/Jonggol Farm)

Aspekpin.asosiasi peternak kambing perah indonesia

Aspekpin.asosiasi peternak kambing perah indonesia

Bila Anda tahun lalu pergi haji dan membayar dam berupa penyembelihan domba, besar kemungkinan domba yang Anda sembelih tersebut berasal dari salah satu dari tiga negeri Afrika yaitu Sudan, Somalia atau Djibouti. Ketiganya adalah negeri-negeri di selatan Sahara (Sub-Saharan Afrika) yang terkenal  sebagai daerah-daerah paling kering dan miskin di dunia. Bahwasanya mereka bisa ekspor domba
dalam jumlah besar , inilah yang seharusnya menjadi pelajaran bagi kita.
Di musim haji tahun lalu, Saudia Arabia membutuhkan sekitar 3.2 juta domba. Sebagian adalah untuk qurban penduduknya sendiri, sebagiannya lagi adalah untuk para jama’ah haji baik yang membayar dam maupun yang ber-qurban. Dari jumlah domba ini sekitar ¾-nya berasal dari tiga negara tersebut di   atas.
Dari tiga negara tersebut, hanya Sudan yang relatif punya tanah subur karena negerinya dilalui oleh Sungai Nil. Meskipun demikian penduduk Sudan yang sekitar 38 juta, juga rata-rata tergolong miskin dengan tingkat pendapatan perkapita rata-rata sekitar US$ 2,400 (bandingankan dengan Indonesia yang tahun 2013 lalu sekitar US$ 5,000).
Somalia yang sering sekali kita dengar kasus-kasus kelaparannya, penduduk mereka yang berjumlah sekitar 10 juta orang memiliki tingkat pendapatan per kapita rata-rata hanya US$ 600 atau 1/8 dari kita ! Sedangkan Djibouti yang penduduknya hanya separuh kota Depok (800,000 orang), pendapatannya agak lumayan tetapi juga hanya di angka US$ 2,700.
Pertanyaannya adalah bagaimana negeri-negeri yang sangat kering tersebut mampu men-supply kebutuhan domba para Jama’ah haji kita, sedangkan kita negeri yang hijau royo-royo malah harus membeli dari mereka ? Jawabannya adalah di negeri-negeri seperti Sudan, Somalia dan Djibouti menggembala masih merupakan pekerjaan bagi penduduk-penduduk mereka. Ketika mereka masih menggembala – bahkan di tanah yang sangat kering seperti foto di bawah sekalipun – maka mereka masih bisa memperoleh daging yang cukup untuk konsumsinya (yang rata-rata dua kali dari konsumsi daging kita !) dan bahkan masih bisa mengekspor ke negeri kaya seperti Saudi Arabia – kemudian untuk orang-orang kaya kita yang lagi pergi berhaji !
Sebaliknya di negeri kita ini, lahan-lahan yang subur masih melimpah. Bahkan rumput-rumput tebal di bawah tanaman-tanaman perkebunan seperti foto di bawah adalah sangat common. Tetapi kita tidak atau belum mensyukurinya dengan memanfaatkannya untuk gembalaan ternak-ternak kita. Penduduk kita masih lebih suka memadati kota-kota besar dengan berebut pekerjaan di industri ketimbang mengoptimalkan lahan-lahan subur yang ada. Lebih dari itu juga belum adanya arahan dari pihak-pihak terkait untuk pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Dari kalangan usaha juga belum nampak adanya uluran tangan untuk bersyirkah dengan masyarakat setempat dalam hal pemanfaatan lahan-lahan mereka sebagai lahan gembalaan. Padahal kalau hal ini  dilakukan, perkebunan-perkebunan akan semakin subur bahkan tanpa perlu pemupukan. Domba yang digembalakan di lahan-lahan mereka akan menjadi sumber pupuk organik terbaik, yaitu dari kotorannya yang ditebar otomatis bersamaan dengan domba-domba ini merumput !
Kebutuhan domba negeri-negeri muslim yang berjumlah 1.5 milyar orang di dunia akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan peningkatan kesadarannya untuk melaksanakan syariat. Muslim membutuhkan domba bukan hanya ketika membayar dam, tetapi juga ketika berqurban dan aqiqah disamping untuk kebutuhan daging seharihari. Kebutuhan muslim yang meningkat ini tidak bisa dipenuhi oleh negeri non-muslim. Mereka tidak memahami syariat kita untuk menyembelih misalnya, maka aktivis-aktivis mereka sendiri yang membuat negeri seperti New Zealand dan Australia menghentikan/mengurangi ekspor hewan hidup ke negerinegeri muslim.
Saudara-saudara muslim kita di Singapore misalnya, tahun lalu mereka sudah kesulitan untuk bisa menyembelih hewan qurbannya. Negeri-negeri muslim lainnya termasuk kita, musti banyak-banyak berterima kasih kepada Sudan, Somalia dan Djibouti karena bila mereka tidak mengekspor dombadombanya ke Saudi Arabia – Jama’ah haji kita akan kesulitan membayar dam karena dombanya tidak ada atau menjadi sangat mahal. Maka sudah selayaknya negeri muslim yang dikarunia kekayaan hayati yang melimpah seperti dalam foto tersebut di atas, mensyukurinya antara lain dengan menggembalakan domba-dombanya di lahanlahan yang insyaAllah akan semakin subur tersebut.
Dengan melakukan ini, kita akan menjawab berbagai persoalan sekaligus. Menjawab kebutuhan domba-domba yang dibutuhkan oleh muslim di dunia dalam pelaksanaan syariat membayar dam, berqurban dan aqiqah. Menjawab kebutuhan daging untuk konsumsi – yang kini kita baru mengkonsumsi ¼ dari rata-rata konsumsi daging dunia – dan bahkan lebih rendah dari konsumsi daging negeri kering seperti tiga negeri tersebut di atas. Dan tidak kalah pentingnya adalah juga meningkatkan peluang kerja dan peluang peningkatan pendapatan bagi penduduk sekaligus juga bagi korporasi-korporasi yang memberi peluang pendudukuntuk menggembala di ladang-ladang perkebunannya.
InsyaAllah negeri ini bisa menjadi negeri yang berdaya, bila kita mau banyak-banyak mensyukuri nikmat Allah yang dilimpahkanNya ke negeri ini, bila kita mau belajar dari negeri-negeri lain seperti tiga negeri kering tetapi menjadi pengekspor domba tersebut di atas. InsyaAllah.

Leave a comment »

Cair…..demi kemajuan Bersama

sudah saatnya

sudah waktunya

momentum di depan mata

Kerjasama menjadi realita, bukan lagi sama sama kerja yang hanya meteskan peluh

Jamaah menjadi jalan dalam bergerak, bukan lagi individu yang berdiri sendiri lalu rubuh dan lari

kekuatan mata rantai yang mengerakkan roda kemajuan

10511095_339849219527791_6855156993636344868_n

1-2 November 2014 menjadi awal mula perjalanan sebuah aktivitas peternakan, terutama ruminansia kecil. Beberapa asosiasi yang sebelumnya kurang harmonis akhirnya dapat duduk berdampingan, berdiskusi demi kemajuan ruminansia kecil. Apresiasi penuh kami ada pada momen ini dan inilah yang menjadi kunci ke depan yaitu bersatu dalam langkah dan arah yang sama.

10696405_339849999527713_1639476604630308744_n

Gaung ini akhirnya sampai ke telinga pemerintah, dalam hal ini DIrjen Peternakan, Kementerian Pertanian RI Bp Syukur Irwantoro berkenan hadir dalam acara tersebut (yang nota bene acara kecil kecilan). Kenapa peternakan ruminansia kecil tidk sebombastis ternak sapi. ternyata ada kebenaran bahwasanya suara peternak kambing domba itu sayup sayup terdengar di kementerian, sudah sayup sayup disanapun ternyata dilarang ” berkata keras keras” terkait kambing domba.

Kini Seminggu sudah acara tersebut terlangkah, resolusi dan konsensus diminta langsung oleh Bapak Dirjen dengan kanta kunci ” Pemenuhan sumber protein (daging) hewani” sudah tidak ada alasan lagi kita tidak didengar. Sudah saatnya kita meneriakkan dengan lantang. KITA ada dan KITA siap berperan. Bersama dalam rantai kambing domba kita bergerak

Comments (2) »

SILATNAS Ke-3

10723239_737672409662572_731486277_n

Mantab sudah ketiga sajah nih silatnas…..eh bukan adu jurus ya..btw silaturahmi nasional ke #3 peternak kambing indonesia. Kita dalam rangkaian acara bisa memadukan dua asosiasi yaitu ASPEKPIN dan HPDKI.

alhamdulillah sudah 3 propinsi dijawa menjadi tuan rumah, so tahun depan diluar Jawa yaaaaak

1970415_10202606026657378_3508679187120885330_n

monggo yang mau hadir  masih ada waktu untuk registrasi karena acara dilaksanakan tanggal 1-2 November 2014 di Jonggol, Jabar. Mari kita berbondong bondong untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman.

mariiiiii

Leave a comment »

News

konperessssss

Leave a comment »