Awal tahun 2008 banjir mengenangi muka bumi Indonesia di jawa bahkan diluar jawa yang konon banyak hutannya. Banyak orang yang terhenyak kenapa sekarang air menggenang didepan rumah mereka (perasaan ada sungai atau got disana). Bahkan ada generasi yang dari dulu kala baru kali ini banjir dirumah mereka (sudah 50 tahun usia saya baru kali ini ngungsi; kata mereka)
Kalau kita sadar dan menyadari sebenarnya mereka dan tentunya kita juga (walaupun baru kemaren), sedang memanen apa yang telah ditanam selama ini. Eh… kok memanen ya? perasaan tidak menanam tapi menebang,membabat, merambah dan men”dholim”i hutan.
Tuhan memang adil kita yang tidak menanam saja bisa memanen!
Tetapi yang menjadi masalah disini adalah yang dipanen adalah sebuah musibah atas gundulnya hutan dan rusaknya lingkungan. Kemaren2 dinegara kita ramai sekali “investor” baik dari luar negri maupun local menawarkan pengelolaan hutan. Waduh…interest mereka gede banget. (gimana gak mata hijau, wong dipikirannya sudah bertumpuk2 uang siap dikeruk). Usaha untuk mendapatkanya MANTAP.. selip sana..selip sini…Begitu ijin dikeluarkan boro-boro mengelola hutan, merusak bisa jadi.
Setelah pohon habis ditinggalkan begitu saja (dalam draft awalnya sih ada reklamasi..)
DAN kini nihhh…sekarang ini merupakan salah satu buah dari yang mereka tanam. Sayangnya buahnya tidak manis tetapi getir.
Archive for Muara baru
TAhun baru dicuci
6 Februari 2008 · Disimpan dalam Muara baru
Banjiiiiiiiiiiir
6 Februari 2008 · Disimpan dalam Muara baru
Dimana? Jangan mengada-ada ah ntar yang punya Jakarta marah lhoo..(nah kan dah mulai… ). Judul diatas memang benar adanya dan tidak mengada-ada sama sekali. Soalnya penulis sendiri yang mengalami tiap hari (kemariin2). Banjir (rob kayaknya lebih pantes) tersebut tepatnya di MB (Muara Baru). Hampir tiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore jalan diMB tidak pantas disebut jalan melainkan sungai (kok??) karena sepanjang jalan terisi air hingga lebih dari ½ meter dan air tersebut mengalir (benar2 pas disebut sungai).
Kata penduduk setempat banjir ini disebabkan jebolnya tanggul dibibir pantai MB dan pada periode sekarang betepatan dengan naiknya permukaan air laut karena factor cuaca.
Selain factor diatas ada satu lagi factor manusia yang menyumbang masalah ini yaitu saluran air, got dan waduk yang berubah fungsi menjadi pemukiman. (jadi jangan salahkan air yang menuntut haknya….!!!)
Sepanjang jalan masuk MB city bila kita lihat dikiri-kanan sudah dijejali rumah bahkan ada yang memakan badan jalan. Tidak jelas lagi mana batas pinggir jalan tersebut. Itu baru tampak depan bila kita lihat dari belakang lengkap sudah keserakahan manusia. Waduk pluit yang seharusnya bias optimal menampung air justru dimanfaatkan penduduk dengan mendirikan rumah-rumah panggung plus produknya (apalagi kalo bukan sampah..) sungai Muara Baru mengalami penyempitan disebabkan bagian atas sungai juga sudah berdiri jajaran rumah. So…… lewat mana air rob laut mengalir….sungai? (sudah mampet) got? (sudah ditutup &dimatikan) bagi air gak ada pilihan lain jalan raya yang dipakai
BM apaan tuuuhhh…
6 Februari 2008 · Disimpan dalam Muara baru
Saya berangkat ngantor (biar agak keren dikit…) di Manggalindo Group Blok N Kawasan Industri Nizam Zachman Mauara Baru. Jangan dibayangkan saya bersepatu mengkilat, hem rapi masuk celana (kalo ada yang gitu sia2sia). Bagaimana tidak sia lha wong jalan ke kantor aja banjir otomatis sepatu harus ditenteng baju dan celana tidak rapi lagi. Sebagai insane yang mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar secepatnya saya MAKE OVER berangkat kerja cukup dengan bersandal jepit dan kaos saja plus celana yang dilipat (“dicincingke”=Chinese language, apa gak enak tuh…) tentunya sepatu dan baju kerja ditinggal dikantor dahulu.
Penampilan ini cukup beralasan karena kondisi ini menjadikan kita bebas berekspresi untuk ikut BM tanpa malu-malu lagi. Bm itu kita nebeng mobil yang melewati jalan yang banjir air laut tentunya tidak semua mobil yang masuk Muara Baru mau melewatinya termasuk angkot, bajaj dan bis yang punya trayek disana ogah lewat. Biasanya hanya mobil-mobil yang tinggi seperti container, truk dan bis besar saja. Kalau kita beruntung bisa duduk disamping sopir tetapi biasanya banyak yang tidak beruntung walhasil bak terbukalah bagiannya. Itupun hanya ikut nempel dipinggir baknya (tapi enjoy kok, kan bareng2). Semua mobil yang mampu melewati banjir pasti akan menurunkan kecepatanya dalam air nah kesempatan inilah yang menjadikannya mudah diserbu untuk ditumpangi. Sekalian ngirit transport….soalnye mobil jemputan kantor juga kagak sanggup



