Archive for Raw Material

Calopogonium mucunoides

Merupakan jenis tanaman leguminosa yang tumbuh menjalar dan beradaptasi di tanah basah.  Sebagai tanaman tahunan legum ini mampu menutup tanah dengan  daun-daunnya yang lebat dan biji yang jatuh dapat tumbuh dengan sendirinya . Tanaman legum ini mampu membentuk hamparan yang dapat mencapai tinggi 30-50 cm.

Calopogonium mucunoides legum

Calopogonium mucunoides legum

Batangnya lunak ditutupi bulu-bulu yang berwarna coklat, terdapat tiga helai daun di setiap tangkainya dengan bulu-bulu halus berwarna coklat keemasan. Calopogonium mucunoides dapat hidup pada temperatur yang lebih panas atau daerah tropis basah. Adanya bulu yang banyak menyebabkan legum jenis ini  kurang disukai oleh ternak.

Sumber : (McIlroy, 1977). Soegiri et al., (1980)  (AAK, 1983).

Leave a comment »

PREMIK

PREMIK ADALAH vitamin, mineral dan antibiotic yang digunakan pada imbuhan pakan ternak. Penggunaannya ditujukan untuk menutupi kekurangan nilai gizi pada pakan tersebut.

Penggunaan premik yang lebih spesifik antara lain berdasarkan jenis ternak, umur dan target produksi.

Secara umum ada tiga jenis kelompok besar premik berdasarkan komposisinya:

  • Komposisi multivitamin dan mineral
  • Komposisi multivitamin dan antibiotic
  • Komposisi multivitamin, mineral dan antibiotic

Dari semua komponen yang ada pada premik hanya dikenal dua istilah dalam perdagangan yaitu feed supplement antibiotic dan feed supplement pemacu pertumbuhan.(Rasidi, 2000)

Leave a comment »

Rumput Gajah

 

Hijauan adalah bahan pakan utama ternak ruminansia dan dapat diberikan secara tunggal bila kualitasnya tinggi. Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tanaman parennial yang dapat tumbuh sampai tinggi 180 – 300 cm. Rumput gajah tumbuh baik di daerah pegunungan dengan curah hujan 2500 mm/th. Pemotongan dapat dilakukan pada umur 30 – 50 hari dengan produksi sekitar 150 – 200 ton/ha (McIlroy, 1976). Menurut Hartadi et al. (1993), kandungan nutrisi rumput gajah berdasar 100 % Bahan Kering (BK) yaitu Protein Kasar (PK) 10,1%; Lemak Kasar (LK) 2,5%; Serat Kasar (SK) 31,2%; Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 46,1%; TDN 59% dan abu 10,1%. 

 

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, S. Lebdosoekojo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Leave a comment »

Onggok

 

 

            Onggok atau cassava merupakan sisa pembuatan tepung tapioka (Lubis,1992). Onggok merupakan sumber karbohidrat yang mudah terfermentasi (Montong et al., 1981). Zat pati yang terdapat dalam onggok menjadi sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikrobia rumen. Hasil degradasi zat pati  tersebut dipakai untuk sumber energi bagi perkembangan mikrobia rumen (Anggorodi, 1994). Menurut Sutardi (1981), kandungan nutrisi onggok berdasarkan 100% BK yaitu PK 1,87%; LK 0,33%; SK 8,90%; BETN 86,5%; Abu 2,4% dan TDN 78,3%.

PUSTAKA :

 

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

 

Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. Cetakan ke-2. PT. Pembangunan, Jakarta.

 

Montong, M., J. Talumewo, P. Sitorus dan Abdurrays. 1981. Pengaruh litter dan onggok pada sapi perah dara. Bull. BPT Bogor. (29): 1-13.

 

Sutardi,T. 1978. Ikhtisar Ruminologi. Departemen Ilmu dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor (Tidak diterbitkan)

 

Leave a comment »