Archive for Ruminansia

TEKNIK MEMERAH,KAMBING PERAH

  • Pemerahan idealnya dilakukan dikandang tersendiri yaitu kandang perah, namun apabila tidak memungkinkan dapat dilakukan dikandang biasanya dengan catatan sebelum pemerahan dilakukan pembersihan dahulu
  • Frekuensi dan jam perah harian diusahakan selalu pada waktu yang sama
  • Pada kambing perah, laktasi pertama kemungkinan masih agak susah bisa dilakukan dikandang jepit atau menggunakan semacam pengikat dua kaki belakang tanpa melukai
  • Saat pemerahan bisa juga sekalian dengan memberi pakan, sehingga ternak lebih santai
  • Kolostrum diproduksi diawal masa laktasi kisaran sampai dengan hari ke 4-7, agar diberikan ke anak baik via dot maupun langsung.
  • Sebelum mulai diperah ambing susu harus dibersihkan dengan menggunakan air hangat dan lap kain bersih

 

Exif_JPEG_420

Membersihkan ambing

  • Lakukan pemijatan ringan pada ambing
Exif_JPEG_420

Pemijatan pada ambing

  • Hasil perahan yang pertama kali bisa dibuang karena biasanya banyak mengandung bakteri. Arahkan puting ke mulut lubang botol. Sekarang pemerahan dapat dimulai.
Exif_JPEG_420

Memerah ambing

  • Genggam puting dengan posisi jempol dibagian atas.Anda, cukup menekan dari puting di dekat pangkal ambing dengan jempol & telunjuk, tutup sisa jari-jari Anda, yang memaksa keluar & susu  ke dalam wadah yang  Anda gunakan. Sekarang melepaskan genggaman Anda, kemudian ulangi. Apabila ukuran puting kecil gunakan beberapa jari saja.
Exif_JPEG_420

Memerah sampai tuntas

  • Segera saring susu kambing dengan kain putih bersih lalu masuk ke pendingin
Exif_JPEG_420

Segera menuju rantai dingin

  • Bersihkan ambing dan kambing siap dikembalikan ke koloninya atau kandangnya
  • Semakin sering proses pemerahan anda lakukan maka anda akan makin mahir.

Proses pemerahan akan mengasyikkan apabila produksi susu banyak, manajemen pemeliharaan, bibit dan pakan sangat menentukan. Profeed pakan konsentrat produksi PT Bersama Ben Berkah siap bersinergi menuju produksi optimal.

Special thanks to drh Bobby

Leave a comment »

SUPEROVULASI

KLUAR LENDIR

Superovulasi adalah proses biologi pertumbuhan, pematangan dan pelepasan sel telur dalam jumlah melebihi ovulasi alamiah. Proses ini dapat terjadi secara alamiah dan buatan, hal ini dapat menyebabkan kelahiran kembar apabila sel –sel telur dibuahi spermatozoa. Superovulasi merupakan suatu teknik untuk merangsang pembentukan sejumlah besar folikel dalam ovarium dan mematangkannya lebih cepat. Secara komersial dilakukan pada ternak betina unggul dengan menyuntikkan hormon gonadotropin.

Respon ovarium dalam perlakuan ini dipengaruhi oleh faktor umur, ukuran tubuh, genetika, status pemberian pakan, siklus birahi, iklim,musimdan dosis hormon. Berbeda dengan ternak jantan yang menghasilkan beberapa juta bahkan miliar spermatozoa tiap hari, seekor ternak betina hanya menghasilkan satu atau dua sel telur pada setiap ovulasi dalam satu siklus.

466777_3469544172425_908812520_o.jpg

Hormonal yang sering dipakai adalah Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH). Hormon ini diberikan sebaiknya pada hari ke-10 s/d ke-14 siklus estrus, ditambah dengan penyuntikan PGF pada hari ke-3 setelah penyuntikan hormon gonadotropin pertama. Estrus akan terlihat 42-48 jam setelah penyuntikan PGF dan inseminasi dapat dilakukan 10-24 jam setelah estrus. Untuk hasil yang lebih baik inseminasi dilakukan paling sedikit dua kali dengan selang waktu 12 jam. (drh Sri Teguh Waluyo, 2014)

BBB

Leave a comment »

Kebangkitan Peternak Kambing Perah

Peternak ruminansia kecil (kambing domba) beberapa saat lalu suaranya nyaris tidak terdengar hingga sayup sayup terdengar di Kementerian Pertanian. Alangkah lebih tidak terdengar lagi apabila ini ditarik ke lembaga wakil rakyat DPR RI………tapi ini sekarang sudah menjadi sejarah.

Beberapa tahun terakhir perhatian besar kementerian pertanian dalam hal ini Dirjen Peternakan terhadap peternak kambing domba menjadi totalitas. Terbukti beberapa kali event acara pertanian dan peternakan selalu dihadiri oleh Dirjen, Silaturahmi Nasional Peternak Kambing Indonesia contohnya .

Fakta ini menimbulkan semangat yang luar biasa dikalangan peternak kambing domba untuk bangkit dan bergerak dalam suasana persaingan bebas saat ini (MEA). Eksekutif sudah mulai bergerak menuju ruminansia kecil, saatnya juga kita harapkan lembaga legislatif berperan baik dalam fungsinya dalam budgeting maupun pengawasan, agar kesejahteraan peternak kambing dan domba dapat diperjuangkan.

dpr.png

Hadir dalam acara Pelatihan Kewirausaan Peternak Kambing Domba di Cibodas Jawa barat, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ir. H. E. Herman Khaeron, MSi. Beliau menyampaikan bahwa sudah saatnya diperlukan diversifikasi dalam penyediaan protein hewani (daging terutama disamping susu) ditengah perlombaan lari antara pertumbuhan konsumsi versus tingkat produksi. Gagasan ini muncul agar energi kita tidak habis dan target produksi tercapai.

Diversifikasi ini sangat mungkin dilakukan pada komoditas kambing dan domba, termasuk didalamnya kambing perah bahkan beliau siap support penuh peternak sampai sisi pendanaan melalui mekanisme budgeting dewan. Arahan kebijakkan Komisi IV DPR RI :

  • Meminta agar pemerintah menyediakan benih dan bibit kambing perah yang berkualitas dan menjamin ketersediaan dan kontinuitas pakan dan hijauan yang berkualitas.
  • Meminta agar pemerintah meningkatkan kapasitas SDM peternak melalui penyuluhan dan pendampingan sebagai amant UU SP3K untuk meningkatkan populasi kambing dan produksi susu yang berkualitas.
  • Meminta agar pemerintah melakukan promosi kepada masyarakat agar perspektif negatif produk kambing hilang

Pada penutupnya beliau menyampaikan orientasi pengembangan subsektor peternakan sebaiknya tidak terfokus pada satu jenis ternak tertentu, kambing perah merupakan ternak yang mampu menjadi substitusi sapi perah baik secara ekonomis maupun biologis. Potensi pengembangan kambing perah dan produksi susu kambing sangat tinggi, mengingat ternak kambing sangat adaptif terhadap berbagai jenis lokasi. Pemerintah perlu mereformulasi kebijakan peternakan dan menciptakan skema penggembangan kambing perah sesuai karakter agroekosistem sesuai lokasi dan pengembangan. Dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam pengembangan ternak kambing perah untuk meningkatkan produksi susu kambing.

Leave a comment »

Bibit Unggul Kambing Perah, Menjawab Kebutuhan Nasional

Pemerintah sangat berperan dalam pengembangan kambing sebagai sumber protein hewani baik susu maupun daging. Beberapa balai yang bersinggungan langsung dengan peternakan kambing domba adalah BBPTUHPT Baturaden JawaTengah, BPTUHPT Pelaihari Kalimantan Selatan serta Balitnak Bogor dan Loka Penelitian Kambing Potong Sumatera Utara.

BBPTU HPT Baturaden sebagai salah satu balai besar menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam :

  • Penyediaan bibit sapi perah (FH)
  • Penyediaan bibit kambing perah (PE dan Saanen)s
  • Penyediaan bibit hijauan pakan ternak berkualitas baik rumput (king grass & odot) serta legume (indigofera, desmodium, kaliandra, turi)
  • Pelatihan teknis petugas kesehatan dan reproduksi
  • Uji zuriat sapi perah
  • Pembinaan kelompok pada sapi perah dan recording

Kambing terutama jenis kambing perah berada dalam posisi strategis untuk dikembangkan sebagai usaha unggulan. Beberapa pertimbangan antara lain tingkat kebutuhan modal yang lebih kecil dibanding sapi, tata laksana pemeliharaan relatif lebih mudah dan harga produk yang relatif lebih tinggi.

Exif_JPEG_420

Tabulasi data nasional populasi kambing sebanyak 19,2 juta ekor dengan pertumbuhan rata –rata 3,8% per tahun. Jumlah ini tersebar dalam 33 propinsi dengan sebaran paling banyak di JawaTengah (3,5 juta ), Jawa timur (2,7juta) dan Jawa Barat (1,6juta). Populasi ini sementara memenuhi kebutuhan 0,19%, dimana sisanya disuplay dari sapi.

BBPTUHPT Baturaden mempunyai peran strategi untuk membantu peningkatan produksi susu kambing agar sejalan dengan tingkat konsumsi yaitu dalam penyediaan bibit unggul kambing perah. Bibit unggul adalah bibit dengan asal usul yang jelas (pedigree), bersertifikat asosiasi dan kandungan darah yang jelas.

Apresiasi patut disampaikan kepada balai Baturaden dengan telah didatangkannya bibit ungggul jenis saanen pada akhir 2015 kemarin. Langkah lanjutan berupa sebar benih dan bibit unggul kambing perah juga ditungu tunggu oleh peternak kambing. Asosiasi Peternak Kambing Perah Indonesia (ASPEKPIN) sebagai mitra pemerintah dalam hal ini balai besar Baturaden, siap bersinergi demi kemajuan usaha peternakan kambing perah nasional. (Ditulis berdasarkan pemaparan    Ir. Sugiono Ka BBPTUHPT Baturaden)

 

Comments (1) »