Archive for Ruminansia

Pemilihan Bibit Sapi

Jenis Bangsa Sapi Potong

Jenis Jenis bangsa sapi potong

Sapi merupakan ternak yang memiliki sifat toleransi yang tinggi terhadap bermacam-macam pakan hijauan serta mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap berbagai keadaan lingkungannya. Prospek pengembangan yang bagus, memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri. Populasi dalam negeri terus ditingkatkan.

Pembibitan sapi saat ini masih berbasis pada peternakan rakyat yang berciri skala usaha kecil, manajemen sederhana, pemanfaatan teknologi seadanya, lokasi tidak terkonsentrasi dan belum menerapkan sistem dan usaha agribisnis. Kedepan kebijakan pengembangan usaha pembibitan sapi diarahkan pada suatu kawasan, baik kawasan khusus maupun terintegrasi dengan komoditi lainnya serta terkonsentrasi di suatu wilayah untuk mempermudah pembinaan dan pengawasannya (vilage breeding center).

 

Bisnis Peternakan Sapi Potong

Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut prinsip-prinsip manajemen pemeliharaan ternak sapi, yaitu: Bibit, Pakan, Kandang, Sistim Perkembangbiakkan, Kesehatan, dan Pemasaran.

 

Bibit

Pejantan : Seleksi menyangkut kesehatan fisik, kualitas semen dan kemampuan mengawini.

Betina : Seleksi menyangkut kondisi fisik dan kesehatan, kondisi oegan reproduksinya, ambing mempunyai puting 4 buah dan bentuk relatif besar dan simetris.

Pakan

Jenis pakan: hijauan (rumput, kacang-kacangan dan limbah pertanian), konsentrat (dedak padi, onggok, ampas tahu)  dan pakan tambahan (vitamin, mineral dan urea).

Jumlah pakan untuk seekor sapi setiap hari: Hijauan : 35 – 47 Kg, atau bervariasi menurut berat dan besar badan.Konsentrat : 2 – 5 kg dan pakan tambahan :  30 – 50 gr.

Kandang

Syarat minimal kandang sapi adalah: Bahan kandang dari kayu/ bambu serta kuat,letak kandang terpisah dari rumah dan jaraknya cukup jauh, lantai dari semen/tanah yang dipadatkan, dan harus dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya, ventilasi  udara dalam kandang harus baik, drainase di dalam dan luar kandang harus baik.Ukuran kandang Sapi betina dewasa 1,5 X 2 m/ekor, sapi jantan dewasa 1,8 X 2 m/ekor dan anak sapi 1,5 X 2 m/ekor.

Sistem Perkawinan

Kawin alam (hand mating), jantan dan betina kawin alam di padang pengembalaan pasture mating). Kawin secara buatan atau disebut Inseminasi Buatan (IB).

Mengetahui tanda birahi sapi : gelisah, menaiki sapi lainnya, vulva bengkak, merah,hangat dan keluar lendir, nafsu makan menurun.

Mengetahui tanda-tanda akan melahirkan yaitu: vulva tampak mengendor, tampakterjadi legokan pada bagian kiri dan kanan pangkal ekor, ambing membesar.

 

Kesehatan Hewan

  1. Hindari kontak dengan ternak sakit
  2. Kandang selalu bersih
  3. Isolasi sapi yang di duga kena penyakit agar tidak menular ke sapi yang lain.
  4. Mengadakan tes kesehatan, khususnya penyakit  Brucellosis dan Tuberculosis.
  5. Desinfektan kandang dan peralatan.
  6. Vaksinasi teratur.

 

Pemasaran

Tersedia akses pasar untuk proses jual beli/transaksi ternak maupun hasil ternak lainnya. Mengerti perhitungan/analisis sederhana budidaya sapi poton (penggemukan). Berikut contoh analisis sederhana budidaya sapi potong kereman selama 12 bulan atau dapat dikonversikan lama penggemukan selama 4 bulan dengan kepemilikan awal 25 ekor sapi bakalan)

Biaya Produksi

  1. Pembelian sapi bakalan 25 x 250 kg (perkiraan bobot awal) x harga per kg bobot   badan (semurah-murahnya
  2. Biaya Kandang.
  3. Pakan: Hijauan: 25 x 35 kg x harga hijauan/kg x 365 hari, konsentrat: 25 x 2kg x harga konsenytrat/kgx 365 hari.
  4. Retribusi kesehatan ternak: 25 x biaya kesehatan/tahun.
  5. Total Biaya Produksi = (a+b+c+d)

 

Pendapatan

  1. Penjualan sapi setelah digemukkan selama 1 tahun. Tambahan berat badan: 25 x 365 x 0,8 kg = 7.300 kg, Berat sapi setelah setahun: Berat awal (25 x 250 kg) + tambahan berat setahun (7300 kg) = 13.550 kg
  2. Harga jual sapi hidup: Rp. …./kg x 13.550 kg.
  3. Penjualan kotoran basah: 25 x 365 x 10 kg x Rp. ….

 

Keuntungan

Keuntungan diperoleh dengan mengurangkan total hasil pendapatan dan biaya produksi. Perhitungan ini tanpa memperhitungkan biaya tenaga internal.

 

Memilih Bakalan Sapi Potong

Memilih bakalan yang akan digemukkan harus cocok untuk iklim tropis. Syarat-syarat bakalan yang baik, antara lain adalah : Umur : 1,5 – 2,5 tahun atau giginya sudal poel satu (efisien dalam penggunaan pakan). Jenis kelamin : sebaiknya dipilih jantan atau jantan kastrasi (steer), karena lebih cepat pertumbuhannya daripada betina. Kesehatan : sehat, kulit lentur dan bersih, mata bersinar, nafsu makan baik. Kondisi fisik : badan persegi panjang, dada lebar dan dalam, temperamen tenang, kondisi sapi boleh kurus tetapi sehat (body score 2). Bangsa : mudah beradaptasi dan berasal dari keturunan/genetik yang baik.

 

Pemilihan bakalan dengan melihat skor tubuh (Body Score/BS)

Untuk menentukan bakalan yang akan dipilih dalam usaha penggemukan, dapat ditentukan berdasarkan penampilan sapi dengan melakukan penilaian/scoring.

 

Skor tubuh Tanda-tanda fisik Kualitas
1 Tampak tidak ada perlemakan pada pangkal ekor dan iga terlihat pendek-pendek dan runcing. Terlalu kurus, bermutu rendah dan mungin sebelumnya pernah sakit.

 

2 Iga pendek terlihat sedikit perlemakan dan terasa sudah agak tumpul, pada pangkal ekor terhadap sedikit lemak. Tidak terlalu kurus (bagus untuk bakalan)

 

3 iga pendek sulit untuk dirasakan, pangkal ekor mulai gemuk, dan kantong pelir sudah mulai terisi.

 

Sudah gemuk
4 telah mencapai tingkat gemuk sehingga penambahan berat badan Selanjutnya akan menjadi mahal dan tidak menguntungkan

 

 

Penentuan umur sapi

Pertumbuhan gigi seri seekor ternak dapat digunakan untuk pendugaan umur ternak berdasarkan pertumbuhan gigi seri. Pendugaan umur berdasarkan gigi seri dapat digunakan pada ternak umur satu sampai enam tahun. Gigi seri susu dalam tanggal, ternak sapi tersebut berumur 1,5 tahun. Gigi lebar dua buah tumbuh sempurna, ternak berumur 1,9 tahun. Gigi seri susu luar tanggal, ternak sapi berumur 2,3 tahun. Gigi lebar empat buah tumbuh sempurna, ternak sapi berumur 2,5 tahun. Gigi susu tengah luar tanggal, ternak sapi berumur 2,9 tahun. Gigi lebar enam buah tumbuh sempurna, ternak sapi berumur 3 tahun. Gigi seri ujung tanggal, ternak sapi berumur 3,5 tahun. Semua gigi seri lebar sudah kelihatan, ternak sapi berumur 3,9 tahun. Pergantian gigi seri selesai, berumur 4 tahun. Gigi ujung memperlihatkan tanda-tanda pergeseran bedang berasah pada gigi dalam berurutan ke gigi tengah luar bertambah lebar, tiga cincin tanduk, ternak sapi berumur 5 tahun.

 

 

Cara Mengukur Bobot Badan Sapi

Penentuan bobot badan sapi dapat dilakukan dengan cara mengukur lingkar dada dan panjang badan ternak tersebut.

  1. Mengukur lebar dada, dari titik di belakang tulang belikat, ke bawah melingkari bawah tubuh, di belakang siku.
  2. Mengukur panjang badan, yakni panjang dari titik bahu ke tulang duduk (pin bone).
  3. Rumus untuk mengkonversikan panjang badan, dan lebar dada ke dalam berat badan ternak sapi adalah:
 

BB = {(LD)2 x PB)} / 300

 

BB = Berat badan ternak sapi potong (pound)

LD = Lingkar dada ternak sapi potong (inchi)

PB = Pajang badan ternak sapi potong (inchi)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengukuran panjang badan dan lingkar dada ternak sapi dan pengukuran lebar dada pada adalah sebagai berikut :

 

 ukur ld

 

 

Lebar dada (LD) ditunjukkan oleh titik c (lingkaran dengan titik awal dan akhir adalah c), sedangkan panjang badan (PB) adalah panjang antara titik a dan b. Satuan pengukuran panjang yang dipergunakan adalah inchi dan berat badan dalam satuan pound.

 

 

Sapi-sapi Potong di Indonesia dan Bangsa Sapi Potong dari luar negeri

 

Dalam Negeri: Sapi Jawa, Sapi Bali, Madura, Sapi Sumba Ongole (SO), Sapi Peranakan Ongole (PO), Sapi Aceh, Limpo, Simpo. Dari Luar Negeri: Brahman, Charolais, Limousine, Simmental, Shorthorn, Hereford, Aberden Angus, Brangus, Santa Gertrudes, Drought Master, Wagyu, Ongole.

 

Performance Ternak dan Arti Pembibitan

Secara prinsip performance ternak sapi dipengaruhi genetik dan lingkungan. Kedua faktor tersebut saling berkaitan. Sehingga perlu memperoleh perhatian yang sama dalam pemeliharaan kambing/domba sehingga dapat diharapkan hasil yang yang maksimal dan tingkat efisiensi yang tinggi. Oleh karena itu dalam usaha beternak sapi seharusnya di dukung usaha pembibitan melalui program pemuliabiakkan. Arti pembibitan sendiri adalah suatu tindakan manusia untuk menghasilkan ternak bibit yang memenuhi persyaratan dan karakter tertentu untuk dikembangbiakan lebih lanjut.

 

Pengertian Seleksi dan Jenis-jenis Seleksi Ternak

Seleksi pada prinsipnya adalah memilih ternak-ternak yang mempunyai performance yang baik, yang dilakukan secara sistimatis terhadap ternak-ternak dari suatu populasi untuk dijadikan tetua agar dapat menurunkan sifat-sifat yang baik tersebut kepada generasi berikutnya.Pemilihan ternak, dan hasil seleksi tersebut dipakai sebagai tetua, kemudian dilanjutkan dengan mengawinkan ternak hasil seleksi tersebut sehingga menghasilkan keturunannya sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki. Seleksi adalah kegiatan memilih tetua untuk menghasilkan keturunan melalui pemeriksaan dan/atau pengujian berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu dengan menggunakan metoda atau teknologi tertentu. Metode yang dapat digunakan adalah seleksi dan sistim pengendalian perkawinannya.

Jenis-jenis Seleksi ternak yaitu Seleksi Alam dan Seleksi Buatan. Yang dimaksud seleksi alam adalah pemilihan secara alamiah pada ternak untuk menjadi tetua guna memperoleh generasi berikutnya. Biasanya seleksi alam berlangsung dalam waktu yang sangat lama dan dapat menghasilkan ternak yang mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan alam sekitar yang berlaku setempat. Contohnya adalah terbentuknya bangsa sapi Bali. Seleksi Buatan adalah seleksi yang dilakukan oleh manusia dengan tujuan tertentu. Model seleksi ini dapat dirinci seperti berikut: Seleksi Individual,   Seleksi Kekerabatan,   Seleksi berdasarkan silsilah atau dikenal dengan nama pedigree selection,

 

Seleksi Individual

Adalah seleksi yang ditujukan untuk memperoleh ternak bibit. Recording/catatan tentang produktivitas seperti catatan bobot sapih anak sapi/pedet sangat diperlukan pada jenis seleksi ini.

 Seleksi Kekerabatan

Yaitu seleksi berdasarkan performance kekerabatannya misalnya suadara sekandung, saudara tiri sebapak). Biasanya seleksi kekerabatan ini di maksudkan untuk memilih calon pejantan, semisal untuk meningkatkan produksi susu maka yang diukur adalah produksi kerabat-kerabat betinanya yang menghasilkan susu.

 

Seleksi berdasarkan silsilah

Atau dikenal dengan nama pedigree selection, seleksi dilaksanakan berdasarkan pada silsilah seekor ternak untuk memilih ternak bibit pada umur yang masih muda.

 

Pemilihan Bibit Ternak Sapi

Pemilihan untuk bibit ternak bertujuan untuk memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki sifat-sifat produktif reproduktifitas yang tinggi. Contoh memilih ternak sapi yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, kecepatan tumbuh yang baik serta persentase karkas yang tinggi. Syarat atau kriteria calon bibit yang digunakan adalah: bangsa, kesuburan,litter size/jumlah anak perkelahiran, temperamen, produksi susu induk, produksi daging dan susu, catatan dan status kesehatan temak tersebut.

 

Memilih Sapi Calon Induk

Tidak memiliki kecacatan fisik, tanduk kuat dan simetris, bentuk perut normal, telinga kecil hingga sedang, berbulu halus dan bersih, roman muka baik, ekor tumbuh normal, umur tidak lebih dari 2 tahun, dapat dilihat dari komposisi gigi seri, berat tubuh sekitar 250 kg.

 

Memilih Sapi Calon Pejantan

Tidak memiliki kecacatan fisik, bentuk tubuh baik dan normal, memiliki tanduk yang serasi, kaki kokoh dan otot-otot kuat, telinga kecil hingga sedang, berbulu halus dan bersih, memiliki testis/skrotum yang besar dan tumbuh normal, umur tidak lebih dari 2 tahun, berat tubuh sekitar 250-300 kg.

 

Klasifikasi Bibit Sapi

  1. Bibit dasar (elite/foundation stock), diperoleh dari proses seleksi rumpun atau galur yang mempunyai nilai pemuliaan di atas nilai rata-rata;
  2. Bibit induk (breeding stock), diperoleh dari proses pengembangan bibit dasar;
  3. Bibit sebar (commercial stock), diperoleh dari proses pengembangan bibit induk.

 

Sifat-sifat Kualitatif dan Kuantitatif

Sifat-sifat genetik yang tampak jelas atau mudah diketahui seperti bertanduk dengan yang tidak bertanduk, warna kulit tubuh merah ataupun hitam dan sebagainya dikenal sebagai sifat kualitatif dan dikontrol oleh sejumlah kecil gen.Sifat kuantitatif seperti sifat produktivitas ternak contohnya adalah produksi daging, susu, dll. Sifat-sifat tersebut bisa diketahui dengan catatan-catatan produksi yang dibuat oleh peternak.

 

(By master   Guru yang saya Hormati Bp.Yon Supri Ondho, FAPET UNDIP)

 

Leave a comment »

Kami berkumpul dan bergerak #jamnas peternak kambing indonesia

wp-1449736472192.jpg

Berdasarkan data Kementerian Pertanian RI, pada tahun 2015 di Indonesia populasi kambing 18,639,530 ekor dan domba 16,091,840 ekor atau total sekitar 34,7 juta ekor, populasi tersebut bila dibanding dengan penduduk indonesia masih sangat kecil yaitu baru sekitar 13,60% dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk Indonesia yang besar sangat potensial bagi permintaan produk peternakan kambing dan domba, untuk memenuhi ketersediaan kan kebutuhan daging, hewan qurban, hewan aqiqah, susu dan produk turunannya.

silatnas

Dalam rangka meningkatkan populasi kambing dan domba di Indonesia sangat diperlukan kerjasama dari semua pihak, mulai dari tersedianya lahan yang cukup, bibit unggul yang baik, ketersediaan pakan, ketersediaan tenaga terampil dan tentu saja keterlibatan dan peran pemerintah, asosiasi dan swasta dalam membangun industri peternakan kambing dan domba.

Untuk  mendukung hal tersebut di atas Asosiasi Peternak Kambing Perah Indonesia (ASPEKPIN), Asosiasi Peternak Peranakan Etawa Nasional (ASPENAS), dan Himpunan Peternak Kambing dan Domba Indonesia (HPDKI) DPD JAWA TENGAH bekerjasama menyelenggarakan SILATNAS & JAMBORE PETERNAK KAMBING INDONESIA.

 

wp-1449736460106.jpg

Maksud dan Tujuan diselenggarakannya Silatnas dan Jambore 2015 ini adalah : Pertaama, Menjalin silaturahim dan saling mengenal pelaku peternak kambing dan domba Indonesia. Kedua, Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak kambing dan domba. Ketiga, Memasyarakatkan ternak kambing dan domba menjadi sumber penghasilan yang dapat mensejahterakan masyarakat. Keempat, Mensosialisasikan daging dan susu kambing/domba sebagai sumber protein hewani alternatif yang mudah, murah dan menyehatkan.

Tema Silatnas dan Jambore 2015 Peternak Kambing Indonesia ini adalah : “Bangga Menjadi Peternak Kambing dan Domba Indonesia”.

Kegiatan Silatnas dan Jambore 2015 ini dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 12-13 Desember 2015, bertempat di Resort Camping Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah.

Kegiatan Silatnas dan Jambore 2015 Peternak Kambing Indonesia ini diantaranya diadakan Seminar dan Workshop, Pameran Ternak, Pameran Produk Olahan Hasil Ternak Kambing Domba, Pameran Pakan, Obat-obatan dan Peralatan Ternak, Gerakan Sehat Minum Susu Kambing dan Pencanangan Gerakan Bangga Menjadi Peternak Kambing Indonesia.

Seminar Nasional mengambil tema : “Kebijakan Pemerinah dan Strategi Membangun Sentra Peternakan Kambing dan Domba untuk Kedaulatan Pangan.dengan Mengoptimalkan Tekhnologi Modern”. Dengan Sub Tema Seminar “Kebijakan Pemerintah dan Strategi Membangun Sentra Peternkan Kambing dan Domba”, dengan Nara Sumber Bpk. Ir. Ali Rahman, MSi Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, Tekhnologi Pakan Kambing dan Domba untuk meingkatkan efisien biaya dengan hasil yang maksimal, dengan Nara Sumber, Bpk. Dr. Eka Handayanta, MSC Ketua Program Studi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, Tekhnik Budidaya Peternakan Kambing dan Domba yang efektif dan produktif untuk meningkatkan kesejahteraan peternak, dengan Nara Sumber Bpk. Alex Kaunang Owner Kambing Burja Batu Jawa Timur, Potensi Bisnis Kreatif Ternak Kambing dan Domba, dengan Nara Sumber Bpk. Agus Wawan Owner Green Farm Blitar dan Ai Ratana Suminar Owner Kefir Perwira.

Pameran Ternak, terdiri dari pameran ; Kambing PE Kaligesing, PE Senduro, Kambing Saanen dan Sapera, Kambing Jawa Randu dan Kacang, Domba Merino dan Domba Lokal, Pameran Produk olahan hasil ternak kambing dan domba,Pameran Pakan, Obat-obatan dan Peralatan Peternakan

Silatnas dan Jambore juga mencanangkan Gerakan Sehat Minum Susu Kambing untuk Pelajar Kecamatan Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah dengan jumlah sekitar 2,000 pelajar.

Sedangkan Gerakan Bangga Menjadi Peternak Kambing dan Domba Indoneisa ditandai dengan pembacaan Deklarasi Gerakan Bangga Menjadi Peternak Kambing Indonesia yang akan dicanangkan oleh Semua Asosiasi Peternak Kambing dan Domba Indonesia yaitu, HPDKI, ASPEKPIN, ASPENAS, dan ASPAQIN.

Silatnas dan Jambore 2015 ini rencananya akan dihadiri oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Gubernur Jawa Tengah, Bupati Karanganyar, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov Jawa Tengah, Dinas Peternakan Kabupaten Karanganyar dan diikuti oleh 300 peserta Silatnas dan Jambore.

Karanganyar, 10 Desember 2015

Panitia Silatnas dan Jambore Peternak Kambing Indonesia

Comments (1) »

Jambore Peternak Kambing Domba

Sungguh sangat menakjubkan dan berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, Silaturachim Nasional  Peternak Kambing Indonesia tahun 2015. Bertempat di camping ground Tawangmangu, Karang Anyar format acara dibuat Jambore.  Rencana acara dilakukan tanggal 12 – 13 Desember 2015. Akan dihadiri oleh pelaku ternak kambing domba, akademisi dan pemerintah. Bahkan acara inilah satu satunya kegiatan yang mengumpulkan dan menyatukan berbagai Asosiasi Kambing Domba yang ada. Dipastikan hadir ASPEKPIN, HPDKI, ASPENAS, ASPAQIN dll……Ya….seperti waktu kita sekolah dulu…camping ….menarik bukan?

silatnas

Acara yang diselenggarakan langsung oleh pelaku ternak kambing domba untuk memajukan peternakan nasional. HAnya membayar Rp 200.000,- dijamin peserta akan menyerap saripati ilmu peternakan dari master peternakan kambing domba nasional. dimana ilmu mereka diperoleh dari puluhan tahun pengalaman beternak kandang, ilmu yang diperoleh dari pasang surutnya usaha dan yang pasti ilmu yang sudah teruji.

 

 

JOIN WITH US PETERNAK KAMBING INDONESIA

 

 

Leave a comment »

Peternak Pintar Peternak Sejahtera

Peternak Pintar Peternak Sejahtera Jawa Tengah dan DIY

Peternak Pintar Peternak Sejahtera Jawa Tengah dan DIY

Asosiasi Peternak Kambing Perah Indonesia  (ASPEKPIN) dan HPDKI  DPD Jawa Tengah memfasilitasi program pelatihan dari kampoeng ternak bertempat di hotel Surya Indah Salatiga 4-5 Juli 2015. Pelatihan teknis dan manajemen peternakan domba, kambing dan sapi secara gratis ini merupakan bagian dari edukasi nasional peternak dimana pada saat bersamaan  dilaksanakan di lima kota dan diikuti lebih dari 500 orang peternak dari seluruh Indonesia.

Lima kota tempat penyelenggaraan pelatihan tersebut adalah Aceh Tamiang di Provinsi Aceh untuk wilayah Sumatera bagian utara. Kemudian di Depok Jawa Barat untuk wilayah Sumatera bagian selatan, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Selanjutnya di Salatiga Jawa Tengah untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Berikutnya di Madiun Jawa Timur untuk wilayah Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi. Terakhir di Bima Nusa Tenggara Barat untuk wilayah Nusa Tenggara, Bali, Maluku, dan Papua.

Setidaknya ada tiga hal yang ingin dicapai dari pelatihan tersebut, pertama, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas peternak dalam memahami dan menerapkan manajemen maupun teknis pengelolaan peternakan. Kedua, membuat jaringan peternak yang solid dan saling menguntungkan agar tercipta kelembagaan peternak yang kuat. Dan yang ketiga, menghimpun para relawan ahli dari praktisi peternakan yang ada di Indonesia untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengelola peternakan.

Pelatihan Peternakan Salatiga ASPEKPIN

Pelatihan Peternakan Salatiga ASPEKPIN

Acara Dibuka langsung oleh BP Ir Agus Wariyanto, SIP, MM selaku Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Tampil sebagai pembicara dalam pelatihan tersebut adalah 1) Ahmad Lukman SPt praktisi peternakan dengan spesialisasi reproduks;i 2) Bp DIDIK  dari Bhumi Nararya Farm pemilik peternakan kambing dan domba besar dengan slogan “Pabrik Cempe”; 3) Akbar Mahalli SPt pelaku ternak dan penggiat kewirausahaan dari Pondok Pesantren Wirausaha Agrisbisnis ABA ; 4) Puthut dari Etawa Van Java pelaku usaha ternak kambing perah dengan anakan dominan double dan triple “Strikee”; 5) Arif “Kandang Bambu” praktisi dan ahli peternakan senior dari Malang

Materi yang disampaikan pada pelatihan tersebut sangat beragam, mulai dari motivasi wirausaha, peluang bisnis dan ragam usaha peternakan, teknis beternak (perbibitan, reproduksi, kesehatan, dan pakan), manajemen usaha peternakan, pemasaran, dan pengolahan produk turunan ternak. Semuanya dikupas tuntas dalam forum yang terbuka dan penuh dengan keakraban. Para pemateri memberikan berbagai tips dan trik yang praktis untuk menjawab berbagai permasalahan peternak di lapangan.

File materi bisa didownload File Pelatihan Peternakan Salatiga 4-5 Juli 2015

Leave a comment »