Posts tagged pakan

Bentuk Olahan Pakan Ruminansia

Pada saat ini sudah sangat familiar terhadap pakan ternak yang diproduksi oleh pabrikan. Pakan ayam mulai dari fase DOC hingga finisher dan layer yang paling banyak dan mudah ditemui dipasaran atau poultry shop, menyusul pakan ikan &udang, pakan pet. Pakan ruminansia (sapi, kambing, domba) akhir-akhir ini mulai menggeliat.

Berbagai bentuk pakan ternak yang diproduksi disesuaikan dengan kebutuhan produksi ternak. Bentuk pakan ternak yang ada yaitu tepung (mash), pelet, granule, wafer dan biskuit. Akan tetapi apapun bentuknya, homogenitas menjadi faktor kunci dalam semuanya. Hal ini akan mempengaruhi konsistensi pertumbuhan (daging), produktivitas (susu) dan daya tahan ternak terhadap lingkungan.

konsentrat profeed

Pakan ruminansia yang sudah diproduksi bentuk allmash-konsentrat, pelet, wafer dan biskuit. Bentuk allmash hingga konsentrat yang paling banyak diproduksi berkaitan dengan komponen harga yang lebih ekonomis. Pakan ini berupa campuran bahan yang telah digiling dengan tingkat kehalusan tertentu. Konsentrat lebih ekonomis karena tidak adanya penambahan biaya proses lanjutan (biasanya intake-grinding-mixing-bagging).

Baca entri selengkapnya »

Leave a comment »

Formulasi Ransum

profeedRansum adalah campuran satu atau lebih bahan baku yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan satu hari dengan maksud dan tujuan tertentu. Contoh bahan pakan misalnya bekatul, onggok, polar dll. Ransum yang baik harus disusun dan diformulasikan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan awal. Aplikasi pengetahuan nutrisi bahan pakan dan kebutuhan ternak haruslah menjadi pertimbangan.

Dalam melakukan formulasi atau penyusunan formula paka perlu memperhatikan strategi memilah, memilih dan menyajikan. Strategi memilih diantaranya adalah memilih bahan yang berkualitas dan ekonomis. Prinsip ini dengan memperhatikan sifat bahan secara organoleptik, kemudahan mendapatkan, tidak berefek negatif, tidak bersaing dengan manusia dan berkelanjutan ketersediaannya. Pakan secara umum dalam klasifikasi pakan hijauan dan konsentrat. Pemilihan bahan perlu mempertimbangan harga, acuan sumber bahan apakah itu sumber energi atau protein. Komponen limbah pertanian, perkebunan, limbah pasar bisa dikombinasikan dalam formulasi.

Bahan yang sudah terpilih selanjutnya dipilah berdasar fisik, kimiawi, biologi serta suplementasi. Fisik dalam hal ini misalnya perlakuan bahan sebelum diformulasikan misal apakah bahan perlu dihaluskan, apakah perlu dicacah dan pengolahan lanjutan. Pemilahan kimia dilakukan untuk mendukung aktivitas kimia bahan, seperti proses pelayuan, pengeringan dan proses lain secara kimiawi. Penambahan probiotik juga menjadi salah satu pemilahan bahan; sedangkan suplementasi dilakukan pada beberapa bahan yang ada kekurangan beberapa kandungan. Misalnya suplementasi mineral.

Penyajian disini adalah memberikan kumpulan bahan setelah diformulasikan kepada ternak. Jenis ternak (misal sapi, kambing atau domba) menjadi acuan dasar dalam penyajian ransum, kemudia melihat faktor fisiologi ternak, apakah pedet, bunting, lantasi ataukan pembesaran. Kebutuhan dan kecukupan pakan yang disajikan dengan memperhatikan ternak menjadi sehat, untung dan ekonomis; ternak tenang, kenyang nutrisi dan kenyang perut.

profeed joss

Formulasi ransum biasanya dilakukan dengan cara pearson square, least cost formulatian dan trial error. Apabila anda kesulitan memformulasi dan pengin  praktis dapat menggunakan pakan ternak PROFEED produksi Berikut kami contohkan file excel untuk formulasi menggunakan pearson square.File excel  klik disini. Selamat mencoba……

Comments (5) »

ATM pakan………(amati tiru dan modifikasi)

motivasi kunci sukses

Pakan…..sebuah komponen yang senantiasa menarik untuk disimak dan dipelajari. Dari kata ini memunculkan salah satu faktor penentu , apakah usaha ternaknya untung, buntung dan atau tidak rugi saja sudah untung. Beberapa polemik seru dunia peternakan juga muncul dari kata ini sebutlah milyarder dalam 4 tahun dan lain lain.

KENAPA PAKAN TERNAK PENTING ??

  • Pakan digunakan untuk hidup pokok, reproduksi dan produksi
  • Ternak yang dibudidaya/diternakkan sangat tergantung pada manusia
  • Penyumbang komponen yang tinggi dalam biaya produksi (60-80%)
  • Peningkatan produksi dihadapkan dengan sumber daya yang terbatas
  • Tidak semua komponen pakan adalah nutrisi (contoh: lignin, silika, anti nutrisi dll) sehingga perlu diatasi

ATM….why…? adalah pijakan kita sebagai akselerasi untuk memulai atau memperbaiki usaha peternakan kita..kok bisa..ya bisa dongg

  1. Kita tidak perlu memforsir dan memeras banyak ide dalam otak kita sendiri
  2. Objek atau orang yang diamati tentunya sudah melakukan pengulangan pengulangan, sehingga kita akan efektif dalam waktu
  3. Tidak dosa  kok kalo kita meniru..apalagi meniru yang baik…tapi diusahakan menginformasi pada pihak yang bersangkutan
  4. Tidak ada formula pakan joss yang bisa menghasilkan nilai sama dalam tempat yang berbeda karena akan dipengaruhi faktor lain, disinilah kita harus modifikasi

So Menirulah dengan kreatifitas

Berikut link file excel yang bisa diATM ……klik SINI

Leave a comment »

Belajar Dari Tiga Negeri Pengekspor Domba

(Satu Lagi Materi Silatnas Peternak Kambing Indonesia yang tak jemu jemu juga dibaca)

(Materi ini disampaikan Bp Muhaimin Iqbal/Jonggol Farm)

Aspekpin.asosiasi peternak kambing perah indonesia

Aspekpin.asosiasi peternak kambing perah indonesia

Bila Anda tahun lalu pergi haji dan membayar dam berupa penyembelihan domba, besar kemungkinan domba yang Anda sembelih tersebut berasal dari salah satu dari tiga negeri Afrika yaitu Sudan, Somalia atau Djibouti. Ketiganya adalah negeri-negeri di selatan Sahara (Sub-Saharan Afrika) yang terkenal  sebagai daerah-daerah paling kering dan miskin di dunia. Bahwasanya mereka bisa ekspor domba
dalam jumlah besar , inilah yang seharusnya menjadi pelajaran bagi kita.
Di musim haji tahun lalu, Saudia Arabia membutuhkan sekitar 3.2 juta domba. Sebagian adalah untuk qurban penduduknya sendiri, sebagiannya lagi adalah untuk para jama’ah haji baik yang membayar dam maupun yang ber-qurban. Dari jumlah domba ini sekitar ¾-nya berasal dari tiga negara tersebut di   atas.
Dari tiga negara tersebut, hanya Sudan yang relatif punya tanah subur karena negerinya dilalui oleh Sungai Nil. Meskipun demikian penduduk Sudan yang sekitar 38 juta, juga rata-rata tergolong miskin dengan tingkat pendapatan perkapita rata-rata sekitar US$ 2,400 (bandingankan dengan Indonesia yang tahun 2013 lalu sekitar US$ 5,000).
Somalia yang sering sekali kita dengar kasus-kasus kelaparannya, penduduk mereka yang berjumlah sekitar 10 juta orang memiliki tingkat pendapatan per kapita rata-rata hanya US$ 600 atau 1/8 dari kita ! Sedangkan Djibouti yang penduduknya hanya separuh kota Depok (800,000 orang), pendapatannya agak lumayan tetapi juga hanya di angka US$ 2,700.
Pertanyaannya adalah bagaimana negeri-negeri yang sangat kering tersebut mampu men-supply kebutuhan domba para Jama’ah haji kita, sedangkan kita negeri yang hijau royo-royo malah harus membeli dari mereka ? Jawabannya adalah di negeri-negeri seperti Sudan, Somalia dan Djibouti menggembala masih merupakan pekerjaan bagi penduduk-penduduk mereka. Ketika mereka masih menggembala – bahkan di tanah yang sangat kering seperti foto di bawah sekalipun – maka mereka masih bisa memperoleh daging yang cukup untuk konsumsinya (yang rata-rata dua kali dari konsumsi daging kita !) dan bahkan masih bisa mengekspor ke negeri kaya seperti Saudi Arabia – kemudian untuk orang-orang kaya kita yang lagi pergi berhaji !
Sebaliknya di negeri kita ini, lahan-lahan yang subur masih melimpah. Bahkan rumput-rumput tebal di bawah tanaman-tanaman perkebunan seperti foto di bawah adalah sangat common. Tetapi kita tidak atau belum mensyukurinya dengan memanfaatkannya untuk gembalaan ternak-ternak kita. Penduduk kita masih lebih suka memadati kota-kota besar dengan berebut pekerjaan di industri ketimbang mengoptimalkan lahan-lahan subur yang ada. Lebih dari itu juga belum adanya arahan dari pihak-pihak terkait untuk pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Dari kalangan usaha juga belum nampak adanya uluran tangan untuk bersyirkah dengan masyarakat setempat dalam hal pemanfaatan lahan-lahan mereka sebagai lahan gembalaan. Padahal kalau hal ini  dilakukan, perkebunan-perkebunan akan semakin subur bahkan tanpa perlu pemupukan. Domba yang digembalakan di lahan-lahan mereka akan menjadi sumber pupuk organik terbaik, yaitu dari kotorannya yang ditebar otomatis bersamaan dengan domba-domba ini merumput !
Kebutuhan domba negeri-negeri muslim yang berjumlah 1.5 milyar orang di dunia akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan peningkatan kesadarannya untuk melaksanakan syariat. Muslim membutuhkan domba bukan hanya ketika membayar dam, tetapi juga ketika berqurban dan aqiqah disamping untuk kebutuhan daging seharihari. Kebutuhan muslim yang meningkat ini tidak bisa dipenuhi oleh negeri non-muslim. Mereka tidak memahami syariat kita untuk menyembelih misalnya, maka aktivis-aktivis mereka sendiri yang membuat negeri seperti New Zealand dan Australia menghentikan/mengurangi ekspor hewan hidup ke negerinegeri muslim.
Saudara-saudara muslim kita di Singapore misalnya, tahun lalu mereka sudah kesulitan untuk bisa menyembelih hewan qurbannya. Negeri-negeri muslim lainnya termasuk kita, musti banyak-banyak berterima kasih kepada Sudan, Somalia dan Djibouti karena bila mereka tidak mengekspor dombadombanya ke Saudi Arabia – Jama’ah haji kita akan kesulitan membayar dam karena dombanya tidak ada atau menjadi sangat mahal. Maka sudah selayaknya negeri muslim yang dikarunia kekayaan hayati yang melimpah seperti dalam foto tersebut di atas, mensyukurinya antara lain dengan menggembalakan domba-dombanya di lahanlahan yang insyaAllah akan semakin subur tersebut.
Dengan melakukan ini, kita akan menjawab berbagai persoalan sekaligus. Menjawab kebutuhan domba-domba yang dibutuhkan oleh muslim di dunia dalam pelaksanaan syariat membayar dam, berqurban dan aqiqah. Menjawab kebutuhan daging untuk konsumsi – yang kini kita baru mengkonsumsi ¼ dari rata-rata konsumsi daging dunia – dan bahkan lebih rendah dari konsumsi daging negeri kering seperti tiga negeri tersebut di atas. Dan tidak kalah pentingnya adalah juga meningkatkan peluang kerja dan peluang peningkatan pendapatan bagi penduduk sekaligus juga bagi korporasi-korporasi yang memberi peluang pendudukuntuk menggembala di ladang-ladang perkebunannya.
InsyaAllah negeri ini bisa menjadi negeri yang berdaya, bila kita mau banyak-banyak mensyukuri nikmat Allah yang dilimpahkanNya ke negeri ini, bila kita mau belajar dari negeri-negeri lain seperti tiga negeri kering tetapi menjadi pengekspor domba tersebut di atas. InsyaAllah.

Leave a comment »