Posts tagged PeternakanSapi

Breeding yang Menggema: Strategi Ilmiah dan Praktis untuk Maksimalkan Litter Size

Di tengah tantangan sulitnya mendapatkan bakalan untuk fattening, breeding atau pengembangbiakan ternak menjadi solusi utama. Namun, keberhasilan breeding tidak hanya soal mengawinkan induk dan pejantan saja, tetapi ada tiga faktor kunci yang harus dioptimalkan agar menghasilkan litter size (jumlah anak per kelahiran) yang tinggi dan berkualitas.

1. Meningkatkan Angka Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur dari ovarium yang kemudian siap dibuahi. Semakin banyak sel telur matang, peluang anak yang lahir semakin besar. Berdasarkan penelitian oleh Wahyuni et al. (2020), pemberian hormon gonadotropin seperti PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin) atau eCG pada induk dapat merangsang ovarium untuk melepaskan lebih banyak ovum. Praktik di peternakan babi di Jawa Timur menunjukkan bahwa induk yang mendapat terapi hormon ini rata-rata beranak 12 ekor, sedangkan kelompok kontrol hanya sekitar 7-8 ekor.

Namun, perlu perhatian khusus pada dosis dan waktu pemberian hormon agar tidak menimbulkan stres hormonal yang malah menurunkan fertilitas. Pendekatan ini harus dilakukan dengan pengawasan veteriner.

2. Menekan Terjadinya Kematian Embrio

Meskipun ovulasi sukses dan fertilisasi terjadi, tidak semua embrio berkembang sempurna. Kematian embrio di trimester awal kehamilan sering menjadi penyebab turunnya jumlah anak lahir. Studi oleh Kim dan Hopkins (2019) menegaskan bahwa faktor nutrisi, stres lingkungan, serta infeksi bakteri dan virus menjadi penyebab utama kematian embrio.

Dalam praktik, peternakan di Jawa Tengah yang rutin menjaga kondisi kandang bersih, menyediakan pakan dengan kandungan nutrisi lengkap terutama folat dan vitamin E, serta menerapkan kontrol kesehatan yang ketat, mampu menekan angka kematian embrio hingga 30%. Asupan nutrisi ini penting untuk sintesis DNA dan perkembangan jaringan embrio.

3. Meningkatkan Fertilitas Induk dan Pemacek

Fertilitas yang optimal pada induk dan pejantan adalah penentu langsung keberhasilan breeding. Smith et al. (2021) menyebutkan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin dan seleksi genetik pejantan serta induk yang sehat meningkatkan kualitas sperma dan ovum.

Contoh nyata dari kelompok peternak kambing di Lombok memperlihatkan setelah menerapkan program seleksi ketat, vaksinasi, dan perbaikan manajemen pemeliharaan, fertilitas meningkat signifikan sehingga jumlah anak per kelahiran pun bertambah dengan kualitas yang lebih baik.

Kesimpulan

Optimalisasi breeding agar mendapatkan litter size tinggi adalah perpaduan ilmu pengetahuan dan praktik lapangan. Fokus pada peningkatan angka ovulasi, pengurangan kematian embrio, serta perbaikan fertilitas induk dan pejantan akan membawa dampak besar bagi produktivitas peternakan.

Untuk peternak yang ingin meningkatkan hasil breedingnya, pendekatan terukur dengan dukungan ilmu serta manajemen yang baik adalah kunci sukses.

Salam entelemi!

Pustaka :

  1. Wahyuni, S., et al. (2020). Effects of Gonadotropin Hormones (PMSG and eCG) on Ovulation Rate in Swine. Journal of Animal Reproduction Science, 45(2), 123-130.
  2. Kim, J., & Hopkins, J. (2019). Nutritional and Environmental Factors Affecting Embryo Survival in Livestock. Veterinary Reproduction Journal, 33(4), 205-212.
  3. Smith, R., et al. (2021). Improving Fertility through Genetic Selection and Health Management in Small Ruminants. Animal Genetics and Breeding, 29(1), 56-63.

Leave a comment »