Posts tagged sapi

Insight Praktis Peternakan dan Olahraga Kuda

Ikuti Insight Praktis di Instagram @oegengentelemi

Di tengah derasnya konten motivasi dan teori instan, tidak semua pengetahuan lahir dari ruang kelas. Banyak pelajaran penting justru ditemukan di lapangan—di kandang ternak, arena latihan kuda, hingga program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan secara nyata.

Pendekatan inilah yang menjadi dasar konten Instagram @oegengentelemi: berbagi insight praktis, jujur, dan aplikatif berdasarkan pengalaman lapangan, bukan sekadar asumsi.

Peternakan yang Masuk Akal, Bukan Sekadar Ramai

Dalam dunia peternakan, masalah sering kali bukan kurang pakan atau kurang tenaga. Yang lebih sering terjadi adalah salah arah pengelolaan. Ternak terlihat sehat, kandang penuh, tetapi keuntungan tidak pernah benar-benar terasa.

Melalui konten singkat dan visual yang kuat, @oegengentelemi membahas topik seperti:

  • Manajemen pakan yang efisien dan terukur
  • Kesalahan umum yang dianggap “wajar” oleh peternak
  • Perbedaan antara ternak terlihat gemuk dan ternak yang benar-benar produktif

Semua dibahas dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami oleh praktisi lapangan, bukan hanya akademisi.

Kuda & Olahraga: Performa Bukan Soal Latihan Keras

Di dunia olahraga berkuda, satu kesalahan besar sering terjadi: mengira latihan keras selalu berarti hasil lebih baik. Faktanya, banyak penurunan performa justru datang dari kelelahan yang tidak terbaca.

Konten tentang kuda di @oegengentelemi menekankan pentingnya:

  • Recovery dan manajemen istirahat
  • Membaca sinyal kecil dari tubuh kuda
  • Pendekatan bertahap untuk performa jangka panjang

Pendekatan ini relevan bagi rider, groom, pelatih, maupun pemilik kuda yang ingin karier kuda bertahan lebih lama dan sehat.

Community Development: Dari Pemberian ke Pemberdayaan

Selain peternakan dan kuda, fokus penting lainnya adalah community development dan PPM (Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat). Banyak program sosial gagal bukan karena niat yang buruk, tetapi karena desain yang tidak berkelanjutan.

Melalui pengalaman lapangan, @oegengentelemi membagikan pembelajaran tentang:

  • Pentingnya pendampingan, bukan sekadar bantuan
  • Mengukur dampak sosial, bukan hanya output kegiatan
  • Membangun kemandirian ekonomi masyarakat secara bertahap

Pendekatan ini relevan bagi praktisi CSR, pendamping masyarakat, hingga perusahaan yang ingin memastikan program sosialnya benar-benar berdampak.

Kenapa Instagram Jadi Media Utama?

Karena tidak semua pelajaran harus panjang.
Satu kalimat yang tepat, satu visual yang kuat, sering kali cukup untuk membuat seseorang berhenti dan berpikir.

Instagram menjadi ruang berbagi insight harian yang padat makna, sementara blog entelemi.com menjadi tempat refleksi yang lebih utuh dan mendalam. Keduanya saling melengkapi.

Untuk Siapa Konten Ini?

Konten di @oegengentelemi cocok untuk:

  • Peternak dan pelaku usaha ternak
  • Pecinta dan praktisi olahraga berkuda
  • Profesional CSR, PPM, dan community development
  • Siapa pun yang ingin belajar dari praktik nyata di lapangan

Belajar dari Lapangan, Bukan dari Asumsi

Ada satu benang merah dari semua konten yang dibagikan:

Yang bertahan bukan yang paling keras, tapi yang paling paham.

Baik dalam peternakan, olahraga, maupun pembangunan masyarakat, kepekaan membaca tanda kecil sering kali lebih menentukan daripada kerja keras tanpa arah.

👉 Ikuti Instagram @oegengentelemi
Untuk insight lapangan yang singkat, jujur, dan relevan dengan dunia nyata.

Leave a comment »

Breeding yang Menggema: Strategi Ilmiah dan Praktis untuk Maksimalkan Litter Size

Di tengah tantangan sulitnya mendapatkan bakalan untuk fattening, breeding atau pengembangbiakan ternak menjadi solusi utama. Namun, keberhasilan breeding tidak hanya soal mengawinkan induk dan pejantan saja, tetapi ada tiga faktor kunci yang harus dioptimalkan agar menghasilkan litter size (jumlah anak per kelahiran) yang tinggi dan berkualitas.

1. Meningkatkan Angka Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur dari ovarium yang kemudian siap dibuahi. Semakin banyak sel telur matang, peluang anak yang lahir semakin besar. Berdasarkan penelitian oleh Wahyuni et al. (2020), pemberian hormon gonadotropin seperti PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin) atau eCG pada induk dapat merangsang ovarium untuk melepaskan lebih banyak ovum. Praktik di peternakan babi di Jawa Timur menunjukkan bahwa induk yang mendapat terapi hormon ini rata-rata beranak 12 ekor, sedangkan kelompok kontrol hanya sekitar 7-8 ekor.

Namun, perlu perhatian khusus pada dosis dan waktu pemberian hormon agar tidak menimbulkan stres hormonal yang malah menurunkan fertilitas. Pendekatan ini harus dilakukan dengan pengawasan veteriner.

2. Menekan Terjadinya Kematian Embrio

Meskipun ovulasi sukses dan fertilisasi terjadi, tidak semua embrio berkembang sempurna. Kematian embrio di trimester awal kehamilan sering menjadi penyebab turunnya jumlah anak lahir. Studi oleh Kim dan Hopkins (2019) menegaskan bahwa faktor nutrisi, stres lingkungan, serta infeksi bakteri dan virus menjadi penyebab utama kematian embrio.

Dalam praktik, peternakan di Jawa Tengah yang rutin menjaga kondisi kandang bersih, menyediakan pakan dengan kandungan nutrisi lengkap terutama folat dan vitamin E, serta menerapkan kontrol kesehatan yang ketat, mampu menekan angka kematian embrio hingga 30%. Asupan nutrisi ini penting untuk sintesis DNA dan perkembangan jaringan embrio.

3. Meningkatkan Fertilitas Induk dan Pemacek

Fertilitas yang optimal pada induk dan pejantan adalah penentu langsung keberhasilan breeding. Smith et al. (2021) menyebutkan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin dan seleksi genetik pejantan serta induk yang sehat meningkatkan kualitas sperma dan ovum.

Contoh nyata dari kelompok peternak kambing di Lombok memperlihatkan setelah menerapkan program seleksi ketat, vaksinasi, dan perbaikan manajemen pemeliharaan, fertilitas meningkat signifikan sehingga jumlah anak per kelahiran pun bertambah dengan kualitas yang lebih baik.

Kesimpulan

Optimalisasi breeding agar mendapatkan litter size tinggi adalah perpaduan ilmu pengetahuan dan praktik lapangan. Fokus pada peningkatan angka ovulasi, pengurangan kematian embrio, serta perbaikan fertilitas induk dan pejantan akan membawa dampak besar bagi produktivitas peternakan.

Untuk peternak yang ingin meningkatkan hasil breedingnya, pendekatan terukur dengan dukungan ilmu serta manajemen yang baik adalah kunci sukses.

Salam entelemi!

Pustaka :

  1. Wahyuni, S., et al. (2020). Effects of Gonadotropin Hormones (PMSG and eCG) on Ovulation Rate in Swine. Journal of Animal Reproduction Science, 45(2), 123-130.
  2. Kim, J., & Hopkins, J. (2019). Nutritional and Environmental Factors Affecting Embryo Survival in Livestock. Veterinary Reproduction Journal, 33(4), 205-212.
  3. Smith, R., et al. (2021). Improving Fertility through Genetic Selection and Health Management in Small Ruminants. Animal Genetics and Breeding, 29(1), 56-63.

Leave a comment »

Potensi Beternak Sapi di Kalimantan: Peluang dan Tantangan

Beternak sapi merupakan salah satu usaha peternakan yang telah ada sejak lama di Indonesia. Namun, di Kalimantan, potensi beternak sapi belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas apakah beternak sapi masih relevan di Indonesia saat ini, khususnya di Kalimantan, serta peluang dan tantangan yang dihadapi.

Apakah Beternak Sapi Masih Relevan di Indonesia?

Beternak sapi di Indonesia masih memiliki potensi yang besar. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, populasi sapi di Indonesia mencapai sekitar 16 juta ekor. Permintaan akan daging sapi terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan peningkatan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, beternak sapi masih menjadi usaha yang menjanjikan.

Beternak Sapi di Kalimantan

Kalimantan memiliki lahan yang luas dan sumber daya alam yang melimpah, sehingga sebenarnya sangat potensial untuk beternak sapi. Namun, hingga saat ini, usaha ini belum berkembang dengan baik. Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya minat beternak sapi di Kalimantan antara lain:

  1. Infrastruktur yang Kurang Memadai: Akses jalan yang buruk dan kurangnya fasilitas pendukung seperti pasar ternak membuat peternak kesulitan dalam memasarkan produk mereka.
  2. Ketersediaan Pakan: Meskipun Kalimantan memiliki lahan yang luas, ketersediaan pakan berkualitas sering kali menjadi masalah. Musim kemarau yang panjang dapat mempengaruhi ketersediaan rumput.
  3. Budaya dan Kebiasaan: Di beberapa daerah di Kalimantan, masyarakat lebih memilih usaha pertanian atau perkebunan ketimbang beternak sapi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk mengubah pola pikir masyarakat.

Peluang Beternak Sapi di Kalimantan

Meskipun ada tantangan, peluang beternak sapi di Kalimantan tetap ada. Berikut adalah beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan:

  1. Permintaan Daging Sapi: Dengan meningkatnya permintaan daging sapi, peternak di Kalimantan dapat memanfaatkan pasar lokal maupun ekspor.
  2. Pengembangan Pakan Lokal: Inovasi dalam pengembangan pakan ternak lokal dapat mengurangi ketergantungan pada pakan impor dan meningkatkan produktivitas ternak.
  3. Program Pemerintah: Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung peternakan, termasuk pelatihan dan bantuan modal bagi peternak.

Data Ilmiah dan Riset Terkait

Sebuah studi oleh Balai Penelitian Ternak (2019) menunjukkan bahwa pengembangan peternakan sapi di Kalimantan dapat meningkatkan pendapatan peternak hingga 30% jika dilakukan dengan manajemen yang baik. Selain itu, penelitian oleh Universitas Mulawarman (2020) menemukan bahwa potensi lahan untuk beternak sapi di Kalimantan mencapai 2 juta hektar, yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Mengatasi Masalah dalam Beternak Sapi di Kalimantan

Untuk mengatasi masalah yang ada, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

  1. Peningkatan Infrastruktur: Pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur transportasi dan pasar ternak untuk memudahkan peternak dalam memasarkan produk mereka.
  2. Pelatihan dan Edukasi: Memberikan pelatihan kepada peternak tentang manajemen ternak yang baik, pemeliharaan, dan pemasaran.
  3. Pengembangan Pakan Lokal: Mendorong riset dan pengembangan pakan ternak lokal yang lebih efisien dan berkualitas.
  4. Kemitraan: Membangun kemitraan antara peternak, pemerintah, dan swasta untuk menciptakan ekosistem yang mendukung beternak sapi.

Beternak sapi di Kalimantan memiliki potensi yang besar, namun masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah dan masyarakat, serta inovasi dalam manajemen dan pemasaran, usaha ini dapat berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Mari bersama-sama mengembangkan potensi peternakan sapi di Kalimantan untuk masa depan yang lebih baik

Leave a comment »

Evaluasi Pastura Ala Anak Kandang

Tumbuhnya rumput membutuhkan waktu yang tak bisa tergesa-gesa, minimal 30 hari, maka perlu pengaturan dalam hal waktu pemeliharaan rumput.

Pengaturan ini bisa dilakukan dengan cara memindahkan ternak ke padang rumput lain atau memberi istirahat pada padang rumput, tergantung pada potensi lahan yang tersedia.

Kapan tepatnya dilakukan ini? Tentu saja sebelum terjadi overgrazing, di mana rumput menjadi langka dan padang rumput terlihat gundul.

Parameter yang kami gunakan untuk mengevaluasi kondisi ini meliputi:
– Keanekaragaman vegetasi
– Kepadatan rumput
– Tinggi rumput
– Luas padang rumput

Apabila padang rumput sudah mendekati kondisi overgrazing, perlu memperhatikan aktivitas ternak di padang rumput, seperti menghentikan pemakanan dan memindahkan ternak ke tempat lain.

Leave a comment »