Ya…bulet artinya kondisi ternak bagus, standar dan usaha untung. Sedangkan blunder merupakan sebuah kesalahan yang memang kita sendiri yang buat.
Apa hubungannya dengan pakan pada breeding?
Sudah paham semua ya…breeding berbeda dengan penggemukan, misal tujuan dan waktu usahanya.
Karena waktu pelihara yang lebih lama.
Karena memelihara ternaknya melewati beberapa fase berbeda.
Karena merawat 2 individu dalam satu badan.
Inilah salah satu realita yang mendasari peternak untuk mengatur pemberian pakan penguatnya. Tidak diberikan sepanjang waktu dalam jumlah yang sama, namun diberikan sesuai kebutuhannya. Demikian juga kualitas dan kuantitasnya menyesuaikan.
Kapan?
Saat sedang kawin
Saat awal kebuntingan
Saat masa laktasi
Saat recovery kondisi/peralihan
Saat pertumbuhan
Kenapa tidak sepanjang masa budidaya?
Bisa saja….tapi apakah siap dengan cost pakan.
Nah disinilah perlu peran pengaturan kapan saatnya ditambah jumlahnya, kapan saatnya diturunkan kualitasnya. Biar apa…? Biar bunder selama masa breeding dan tidak blunder.
KUTAI KARTANEGARA – PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera patut jadi percontohan pemanfaatan lahan eks tambang menjadi area peternakan. Sejak tahun 2016 Equalindo Farm ini berhasil mengubah lahan eks tambang seluas 52 hektare menjadi area peternakan.
Dari lahan seluas itu diawali dengan ternak ayam potong, kemudian pada 2017 mulai ternak kambing. Produktifitas yang terus meningkat akhirnya pada 2018 ditambah lagi ternak sapi.
Dengan mengusung konsep breeding ruminansia, Equalindo farm Kaltim mulai menularkan kegiatan mengembankan ternak itu pada kelompok ternak di Kaltim bahkan di Indonesia.
Berlangsung selama dua hari pada tanggal 19-20 desember 2020. Equalindo farm Kaltim menggelar pelatihan dasar breeding ruminansia. Karena anjuran protokol kesehatan, pelatihan usaha pengembangbiakan ternak baik secara fisik maupun teknologi reproduksi ini hanya diikuti 15 peserta. Selain dari Kaltim, pelatihan itu diikuti peserta Jawa Tengah dan Jakarta.
Koordinator pelatihan, Sugeng berharap keberhasilan kegiatan breeding dalam mengembankan ternak yang mereka lakukan bisa menjadi contoh pemanfaatan area tambang sebagai sumber penghasilan masyrakarat.
“Semoga ini bisa berkembang di Indonesia pada umumnya dan kita ingin memberikan contoh pada teman-teman diarea tambang yang kritis sekalipun. Area pasca tambang bisa dilakukan kegiatan peternakan untuk mengembangbiakan ternak,”katanya dikonfirmasi saat pelatihan sedang berlangsung.
Dalam pelatihan kata dia, peserta akan dibekali materi dan teori yang sudah mereka uji dan dipraktekan sendiri. Kemudian peserta juga bisa praktek secara langsung dari ternak yang ada dilokasi tersebut.
“Jadi mereka bisa melihat dan praktek langsung. Harapanya begitu mereka sampe dilokasi masing-masing, bisa aplikasikan apa yang mereka dapat disni,”imbuhnya.
Salah seorang peserta dari Jakarta mengapresiasi kegiatan tersebut. Pasalnya dengan adanya kegitan ini bisa memberikan ilmu dan pengetahuan tentang konsep peternakan secara moderen. Bahkan kata dia, telah mengetahui kredibelitas Equalindo farm Kaltim dalam kegiatan Breeding Ruminansia.
“Karena saya sudah tau kualitas mereka, sehingga saya tertarik belajar,”terang Tarwojo, peserta pelatihan dari Jakarta.
Kepala Seksi Pembibitan Ternak, Dinas Peternakan dan Ksehatan Hewan provinsi Kaltim, Rofik menyambut baik adanya pelatihan. Menurutnya pengembang peternakan memiliki potensi yang cukup besar. Apalagi Kalimantan Timur memiliki lahan pasca tambang yang sangat luas.
“Ini potensinya luar biasa, karena lahan pasca tambang sangat luas,Ini saja untuk pemanfaatanya harus kita dorong lagi untuk sektor peternakan. Lahan pasca tambang ini kan lahanya tak subur. Yang bisa suburkan hanya sapi dengan rumputnya,”ucap dia.
Olehnya itu ia berharap, kegiatan pelatihan ini, tidak hanya satu hari ini saja tetapi berjenjang.
“Angaplah ini sebagai langkah awal. Proses pelatihan ini nanti ada tingkat lanjutanya lagi karena untuk memahami ternak ruminansia ini tidak bisa hanya satu dua hari saja, perlu waktu yang panjang bahkan sampai bagaimana proses usahanya, bisnisnya bahkan menjadi satu lahan profit dibisnis ini,”harap Rofik. (Fran)
Usaha peternakan merupakan sektor yang menarik untuk ditekuni hingga saat ini. Ternak, terutama budidaya tidak pernah berubah namun dunia selalu berubah. Kondisi ini menuntut kita dua hal yaitu tetap dengan cara lama namun “khas” atau berubah menyesuaikan dengan “tampil beda”. Dua hal ini kalau dilakukan dengan konsisten, akan survive karena dua duanya berada dalam segmen yang berbeda dan tidak bisa head to head diadu.
Tentunya hal tersebut perlu sebuah perencanaan yang matang. Seorang pebisnis peternakan seharusnya menjalankan usahanya secara realistis, sederhana, spesifik dan lengkap.
Bagaimana? Ya tentunya sudah harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan muncul.
Apakah rencana realistis dilakukan? Atau hanya diatas kertas?
Bagaimana tujuan usaha peternakan kita nantinya, kapan hal itu dicapai dan bagaimana dengan hal obyektif dinamis yang akan dihadapi dalam realita peternakan?
Apakah rencana yang dibuat sederhana? Sehingga kita dan team dapat membaca sekaligus memahami dan menjadi guiden dalam pelaksanaannya.
Apakah rencananya Spesifik? Target, tujuan harus terukur secara angka baik itu nilai finansial maupun populasi.
Dan satu lagi saat menjalankan rencana, akan sangat susah untuk mendapatkan semua hal dalam waktu yang bersamaan sekaligus. So….harus ditetapkan dibagian mana peternakan kita bersaing.
Apakah rencana sudah lengkap? Sudahkah semua aspek yang berkaitan dengan usaha peternakan dipertimbangkan, dipikirkan, diputuskan dan dilakukan.
Ranch berdasar kamus artinya peternakan. Namun yang dimaksud disini adalah peternakan yang ternaknya digembalakan di padang rumput dengan pengaturan spesifik dengan berbagai infrastructure pendukung untuk menghasilkan produksi ternak optimal. Apabila hal ini dilakukan dalam sekala kecil karena terbatasnya lahan maka dapat disebut mini ranch. Pola ini dapat dilakukan dibeberapa wilayah di Indonesia
Jadwal Grassing, Rotasi
Mini ranch yang kami kembangkan terutama pada ternak sapi dan kambing. Pola yang kami lakukan adalah rotasi ternak di padang gembala, dimana ternak akan merumput beberapa waktu kemudian berpindah ke petak lanjutnya. Keterbatasan lahan dapat disiasati juga dengan penjadwalan koloni yang merumput. Pada kondisi cuaca normal ternak berada di pasture pagi sampai dengan siang dan atau sore. Penambahan pakan masih dilakukan di dalam kandang untuk menutupi kekurangan kebutuhan pakan dari pasture.
Aktivitas Makan Ruminansia
Keunggulan pola miniranch (http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/) dengan padang gembala yang sudah diperbaiki kualitas dan kuantitas hijauan pakannya adalah:
Kebutuhan pakan dapat terpenuhi baik dari segi kualitas dan kuantitasnya karena disesuaikan dengan daya tampung ternak terhadap padang penggembalaan. Padang penggembalaan yang sudah diperbaiki kualitas hijauan pakannya mampu menampung ternak sejumlah 4 ekor sapi dewasa, dibanding padang penggembalaan yang belum diperbaiki hanya menampung 2 ekor ternak sapi dewasa.
Kesehatan ternak terpelihara dengan baik, terutama mencegah ternak cacingan, oleh karena pada saat hujan ternak dikandangkan dan dilepaskan di padang penggembalaan pada saat sinar matahari telah terbit, sekitar jam 10 pagi.
Menghemat penggunaan tenaga kerja, oleh karena upah tenaga kerja di Kalimantan Timur pada umumnya mahal.
Program perbaikan mutu ternak dapat dilaksanakan, karena program inseminasi buatan dapat dilaksanakan ataupun perbaikan mutu ternak dengan cara pelepasan atau penggantian pejantan yang ada dengan pejantan unggul.