Posts tagged sapi

PAKAN TERNAK LIMBAH SAWIT

pakan limbah sawit

Perkebunan sawit meningkat sangat pesat diwilayah Indonesia terutama di luar Jawa.  Sebuah bisnis pertanian yang sangat menarik. Terlepas  dari hasil utama perkebunan ini , ada potensi limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Baik itu limbah perkebunannya maupun limbah dari industri pengolahannya.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Mengacu pada data dari mongabay.com dan Luas Kelapa Sawit Indonesia; dan Volume serta Nilai Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan dari artikel Alvian Syafrizal, terlihat demikian pesatnya dan terbayang juga berapa banyak limbahnya.  Mengacu pada sudut pandang positif dan solutif menimbulkan peluang untuk memanfaatkan sebagai potensi pakan ternak ruminansia. Baca entri selengkapnya »

Leave a comment »

Pakan Ayam VS Pakan Ruminansia

data distribusi jenis pakan

Berdasarkan data Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) tahun 2016, distribusi jenis pakan ternak didominasi oleh sector unggas yaitu 97% (  46 % Pakan Broiler, 40% Pakan layer dan 10 % Breeder).  Angka 3 persen terbagi pada jenis pakan ikan, udang, sapi dan babi. Angka ini nyaris sama dengan data pada tahun sebelumnya 2015.
Melihat data tersebut banyak pertanyaan yang muncul…..Apakah sector non unggas (terutama ruminansia)  tidak menguntungkan?

Angka produksi pakan unggas sangat tinggi dan telak dibanding jenis pakan ternak lain; mengindikasikan banyaknya populasi unggas dan antusias usaha ternak unggas. Ternak non unggas kemudian diberikan pakan apa?Bagaimana dengan ternak non unggas  (terutama ruminan) ? Apakah tidak membeli pakan pabrikan? Pakannya darimana? Baca entri selengkapnya »

Comments (2) »

Qurban …Tips dan Trik Lapak Jualan Hewan Qurban

Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, seperti yang telah disampaikan Presiden Jokowi dalam sebuah kunjungan kerja awal bulan Agustus 2017. Kenyataan ini merupakan sebuah potensi kekuatan yang harus dimanajemen dengan baik dan benar demi kemajuan bersama.

Bagi peternak ruminansia (sapi, kambing domba, kerbau) dapat juga mengambil peranan dalam hal ini. Bagaimana ? kok bisa?

Yaa…momen Idul Adha dengan ibadah qurban merupakan salah satu pasar besar lagi menggiurkan untuk melakukan penjualan hasil ternaknya. Sangat logis karena pada saat tersebut permintaan (demand) hewan untuk korban meningkat dibanding pada bulan lainnya.

Sudah banyak bahasan yang disampaikan dan ditulis mengenai bagaimana tata cara memilih hewan qurban yang baik dan benar. Misalnya  hewan qurban dipilih dari ternak yang memenuhi syarat hewan qurban, ternak harus sehat, tidak cacat, cukup umur dan gemuk. Akan tetapi relatif belum banyak yang mengulasnya dari sisi penjual/ pelapak hewan qurban.

Pasar yang menjanjikan ini terkadang menjadikan pelaku usaha qurban bertindak nyaris sporadis  spekulatif dalam mendirikan lapan dan melakukan jualannnya. Tidak salah andai banyak lapak yang memilih lokasi pinggir jalan yang ramai dan strategis, namun hal itu saat ini masih perlu dioptimalkan.

Mengapa?

Tingkat persaingan yang ada saat ini dalam hal penjualan hewan qurban sudah sangat ketat bahkan dibeberapa daerah sampai ada istilah”perang” harga.  Namun hal ini bukanlah solusi yang pas untuk menjalankan usaha. Kreatifitas seni berjualan merupakan salah satu solusinya, bagaimana tampil beda dalam membuka lapak juga bisa menjadi pilihan. Akan tetapi yang pasti perlu dipersiapkan beberapa hal yang memberikan tingkat keyakinan dan kepuasan calon pembeli.

  • Hindari lapak berada dijalur hijau, trotoar dan jalan protokol

syarat lokasi lapak

Baca entri selengkapnya »

Leave a comment »

Body Condition Scoring

Body Conditioning Score (BCS) atau penilaian skor kondisi tubuh sekarang sudah menjadi alat atau sarana untuk mendeteksikemungkinan adanya ganggungan atau kelainan pada ternak terutama sapi. Apabila BCS hasil penilaian rendah sedangkan jumlah pakan yang diberikan relatif sama dengan lainnya artinya pakan diberikan dalam kualitas dan kuantitas yang memadai maka perlu diwaspadai adanya gangguan penyakit.

Pengukuran BCS hendaknya dilakukan berkala untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari individu ternak yang dipelihara. Nilai ini nantinya sebagai salah satu acuan dalam pengaturan pemberian pakan. Apabila nilai rendah hendaknya perlu perlakuan khusus dalam pemberian pakannya.

Skala BCS yang umum diketahui dari nilai terendah 1,0 dan tertinggi 5,0. Ternak yang kondisinya sangat kurus dengan nilai BCS 1, sedangkan nilai BCS 5 menandakan ternak sangat gemuk. Nilai BCS yang ideal dikisaran angka 3. Penilaiannya harus memerlukan keahlian dalam menguasai titik-titik fokus bagian tubuh ternak/sapi secara baik. Latihan yang kontinyu dan teratur menjadikan pengamatan peka dalam menentukan berpa nilainya. Semakin sering melakukan penilaian maka semakin akurat penilaiannya.

bcs1

Nilai BCS 1, sapi dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tonjolan tulang rusuk terlihat jelas
  • Terlihat tonjolan tulang-tulang pad abagian pundak, pinggang dan pantat
  • Legokan cukup tajam antara tulang pangkal ekor (hip bone) dan pin bones

bcs2

Nilai BCS 2, sapi dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tulang rusuk dapat dirasakan jika diraba, namun tidak terlihat adanya penonjolan
  • Ujung dari iga berasa dan bagian atas dapat diraba dengan mudah
  • Sedikit penutupan jaringan lemak pada pangkal ekor

bcs3

Nilai BCS 3, sapi dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tidak ada legokan sekitar pangkal ekor
  • Jaringan lemak dapat diraba dengan mudah pada seluruh bagian
  • Pelvis dapat diraba dengan sentuhan
  • Jaringan lemak yang melingkupi bagian permukaan tulang iga masih dapat diraba dengan sedikit tekanan sekitar daerah ini.

bcs4

Nilai BCS 4, sapi dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Gumpalan lemak dapat dilihat disekitar pangkal ekor
  • Pelvis/pinggul dapat diraba dengan menekannya
  • Ujung iga sudah tidak dapat diraba lagi.

bcs5

Nilai BCS 5, sapi dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Pangkal ekor tertutup oleh jaringan lemak yang teabl
  • Tulang pelvis/panggul tidak dapat diraba lagi walau ditekan
  • Ujung iga tertutup dengan jaringan lemak yang tebal.

(Sumber : leaflet BET Cipelang)

 

Leave a comment »