Ternak membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu kebutuhan hidup pokok dan produksi (Siregar, 1994). Kebutuhan nutrisi dipenuhi dari ransum yang dimakan dan mampu dicerna oleh ternak (Blakely dan Bade, 1992). Siregar (1994) menyatakan bahwa kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan nutrisi untuk memenuhi proses-proses hidup tanpa adanya produksi, sedangkan kebutuhan produksi adalah kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan, kebuntingan, produksi susu dan kerja. Kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan minimal yang harus dipenuhi, jika nutrisi yang dibutuhkan tidak tersedia dalam ransum, tubuh ternak akan membongkar cadangan energi (glikogen, lemak dan protein) tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (Tillman et al., 1998).
Kebutuhan energi digunakan untuk pemeliharaan tubuh (hidup pokok), memelihara jaringan tubuh, menjaga agar perombakan cadangan energi dalam tubuh tidak terjadi serta untuk mempertahankan suhu tubuh dengan suhu lingkungan dengan cara mengubah energi menjadi panas (Tillman et al., 1998). Cheeke (1987) menyatakan bahwa kebutuhan energi dipengaruhi oleh fungsi produksi, umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan lingkungan. Kebutuhan energi pada kelinci untuk pertumbuhan atau laktasi dan hidup pokok adalah 2500 dan 2100 Kcal/kg DE (NRC, 1977).
Karbohidrat adalah sumber energi yang potensial pada kelinci (Ensminger et al., 1990). Karbohidrat ransum terbagi menjadi dua yaitu karbohidrat yang siap dicerna, seperti pati dan sukrosa, dan karbohidrat yang sulit dicerna yaitu selulosa dan hemiselulosa (Cheeke et al., 1982). Menurut De Blas dan Wiseman (1998), pati dicerna di usus halus dan menghasilkan glukosa yang siap diserap, sedangkan pati yang tidak dapat dicerna di usus halus akan difermentasi dalam sekum. Dijelaskan lebih lanjut bahwa penyerapan karbohidrat terjadi dalam dua bentuk yaitu gula sederhana yang diserap melalui usus halus dan “volatil fatty acid” (VFA) yang diproduksi dalam sekum kelinci sebagai hasil proses fermentasi bakteri dari sekum (Cheeke, 1987).
Selulosa dan hemiselulosa terkandung dalam serat kasar. Serat kasar tidak sepenuhnya digunakan kelinci sebagai sumber energi, tetapi serat kasar adalah komponen yang penting terdapat dalam ransum kelinci. Serat kasar dicerna oleh bakteri yang terdapat dalam sekum dan kolon kelinci. Hasil fermentasi dalam sekum adalah VFA (Cheeke et al., 1982). Sarwono (2002) menyatakan bahwa kelinci tidak mampu mencerna serat kasar dengan baik dibanding ternak ruminansia, kemampuan mencerna serat kasar hanya 10%. Serat kasar yang direkomendasikan NRC (1977), untuk pertumbuhan dan laktasi 10 – 12% serta untuk hidup pokok 14%. Ransum kelinci yang rendah serat kasar dapat menyebabkan enteritis, sedangkan serat yang berlebihan akan mengurangi karbohidrat yang terlarut (Cheeke et al., 1982) dan menurunkan kecernaan ransum (De Blas dan Wiseman, 1998).
Fungsi utama lemak adalah sebagai sumber energi (Anggorodi
Protein dalam ransum penting untuk pertumbuhan kelinci muda, hidup pokok dan produksi bulu. Kualitas protein dalam ransum tergantung pada keseimbangan asam amino essensial (Anggorodi, 1982), kecernaan protein dan asam amino bebas yang dapat diserap (De Blas dan Wiseman, 1998). Blakely dan Bade (1992) menyatakan bahwa kebutuhan protein pada fase pertumbuhan lebih tinggi daripada fase dewasa, karena protein tersebut selain digunakan untuk hidup pokok juga untuk pertumbuhan jaringan. Kebutuhan mineral kelinci terutama Ca dan P adalah untuk pertumbuhan 0,4 dan 0,22% serta untuk laktasi 0,75 dan 0,5% (NRC, 1977). Menurut Cheeke (1987) kebutuhan mineral kelinci lebih tinggi daripada ternak lain, hal ini dilihat dari kandungan mineral daging dan susu kelinci lebih tinggi daripada ternak lain, terutama Ca dan P. Kandungan Ca susu pada kelinci laktasi adalah 4,5 – 6,5 g Ca/kg dan 3,5 – 4,4 g P/kg, dimana kisaran tersebut 3 kali lebih tinggi dari susu kerbau, sedangkan daging kelinci mengandung 129 ppm Ca (De Blas dan Wiseman, 1998).
Sumber : Tutik Zainun Nasikhah. 2004.Kadar Kalsium Dan Massa Protein Daging Kelinci Akibat Peningkatan Aras Lisin Dalam Ransum.




ghaniy said,
12 Februari 2009 @ 11:05
terima kasih banget buat yang udah nulis..”cerita” tentang kelincinya komplit banget (jamu aja kalah komplit)….
mumpungketemu ma yang ahli,saya mau nanya tentang kebutuhan protein kelinci.
kalo kebutuhan pokok protein kelinci pada pakan tidak terpenuhi, kelinci punya sumber protein lain g???
trus kandungan nutrien pada feses basah kelinci apa aja???
tolong help saya ya kak…….
SukaSuka
oeg said,
20 Juni 2009 @ 14:25
sumber protein cadangan sama dengan mekanisme ternak laennya…trus kalo feses tinggal kita mau ngmati penyerapan apa dlu? itu yang dicek
SukaSuka
obe said,
21 Mei 2009 @ 11:11
mas, kok Daftar pustakanya ga ada, bukunya apa aja yang kita juga perlu tahu kan…bs dilengkapi?
SukaSuka
soegeng said,
6 Juni 2009 @ 22:46
buat obe thank…sebetulnya ada pustakanya…ok nanti saya lengkapi
SukaSuka
RRj said,
17 Juni 2009 @ 11:25
Thanks u/ tambah ilmu.
SukaSuka
oeg said,
18 Juni 2009 @ 12:23
ok..sama-sama belajar
SukaSuka
emil said,
20 Juni 2009 @ 12:13
terimakasih infox. mas,Dapusnya mana?biar nambah referensi…
mas punya referensi laen g ttg standar mutu pakan kelinci misal kyk nutrisi pelet,ukuran pelet yg sesuai dll.cz q cari di BSN g ada..thx bgt yah infox
SukaSuka
oeg said,
20 Juni 2009 @ 14:24
4 emil sama2 kita juga sedang blajar…standar mutu pakan kelinci aku ada tapi ga banyak…dulu kita pake pelet yg 3mm
SukaSuka
Yuzzaku said,
26 Desember 2009 @ 15:20
maaf, mw tanya’ kalo kebutuhan asam aminonya berapa y??
makasih.
SukaSuka
adi said,
26 Februari 2010 @ 09:06
wah lengkap banget t2 info,,,btw mao tnya dunk ma yg ahli, aq dh dpt susu pengganti wat kelinci yang baru lahir……kalo misalkan anakan’a aq kasih susu pengganti aj gmn y tanpa d’susui induk’a…..mohon d’jawab ya mas…….aq tunggu jawabn’a k’email aq……
SukaSuka
oeg said,
26 Februari 2010 @ 22:18
bisa aja…tetapi awal2 biar nyusu induk dulu..biar dapet colostrumnya (pembentuk kekebalan awal dr air susu induk stl mlahirkan) dulu…
SukaSuka
angga said,
29 Oktober 2010 @ 11:35
salam knal n trimakasih atas infonya.
boleh minta alamat lengkap referensi yang digunakan????
SukaSuka
oeg said,
29 Oktober 2010 @ 20:24
ya.sama sama..salam kenal juga
Referensi ini dr penelitian temen temen…..entelemi soldier
http://www.entelemi.com
SukaSuka
Intan Permata Sari said,
10 Maret 2012 @ 20:48
mau tanya dong kalau faktor yang mempengaruhi penyerapan nutrien pada ternak apa aja ya ?
SukaSuka
oeg said,
14 Maret 2012 @ 10:21
Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.
SukaSuka
ade septika said,
9 Oktober 2017 @ 15:18
mas, mau nanya dapusnya mana ya? trus mau nanya juga, apa bisa pakan kelinci d bikin wafer?
SukaSuka
oeg said,
9 Oktober 2017 @ 15:22
Pakan kelinci bisa dibuat wafer…tinggal seratnya saja diatur…
SukaSuka